Reporter: Umi Kulsum | Editor: Yudho Winarto
Tenor pendek
Pertumbuhan kepemilikan dana asing pada sukuk negara, menurut Kepala Divisi Operasional Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohamad Ihsan, sejalan dengan strategi pemerintah menambah pasokan SBSN, termasuk seri-seri bertenor pendek, yakni surat pembendahaan negara (SPN). "Bagi investor asing ini cukup menarik karena dapat memegang instrumen dengan angka yield yang masih atraktif dan bertenor pendek," beber dia.
Made juga memprediksi investor asing bakal terus merangsek masuk ke instrumen sukuk negara. Apalagi yield yang ditawarkan pemerintah saat ini cukup menarik. Menurut hitungan Made, SBSN bertenor pendek masih akan menarik minat investor asing untuk membiakkan dananya. "Kalau masuk tenor panjang, mereka khawatir karena likuiditasnya, maka dipilih tenor pendek," jelas dia.
Made memperkirakan kepemilikan investor asing di SBSN akan terus meningkat dan mencapai kisaran Rp 20 triliun sampai Rp 25 triliun di akhir tahun ini. Namun, hal tersebut harus didukung dengan langkah pemerintah yang terus menambah pasokan surat utang ini, sehingga lebih likuid dan jual beli di pasar sekunder kian ramai. "Kalau dari likuiditasnya belum tercipta, jangan harap mereka agresif masuk ke pasar SBSN," kata Made.
Ifan pun sependapat. Menurutnya, kepemilikan asing di sukuk negara akan terus bertambah. Asal, pemerintah tetap gencar menerbitkan instrumen ini. "Yield US Treasury yang masih relatif kecil juga stabilitas nilai tukar rupiah memicu asing agresif masuk ke SBSN," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News