kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kenaikan harga CPO bakal dorong harga saham emiten FMCG? Begini kata analis


Rabu, 13 Oktober 2021 / 17:26 WIB
Kenaikan harga CPO bakal dorong harga saham emiten FMCG? Begini kata analis
ILUSTRASI. Produk Unilever Indonesia (UNVR). KONTAN/Baihaki/28/5/2015. Analis rekomendasikan beli sejumlah saham emiten consumer goods.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) terus mencatatkan kenaikan. Pasokan CPO yang masih rendah menjadi penyebab utama kenaikan harga CPO sepanjang tahun 2021.

Berdasarkan Barchart, pada Rabu (13/10) harga CPO kontrak pengiriman Desember 2021 berada di RM 5.015 per ton, atau naik 160 poin dari hari sebelumnya di RM 4.855 per ton.

Kendati begitu, kenaikan harga CPO diperkirakan dapat memberikan sentimen positif seiring dengan pemulihan ekonomi. Hal itu tercermin pada harga saham-saham emiten consumer goods yang menghijau dalam sebulan terakhir. Menilik RTI, hingga Rabu (13/10), saham-saham consumer goods menunjukkan kenaikan harga.

Tercatat, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dalam sebulan naik 29,95%. Lalu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik 8,40%, dan anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 6,87%, serta PT Mayora Indah Tbk (MYOR) naik 5,68%.

Baca Juga: Penjualan mobil Astra International (ASII) naik 78,87%, simak rekomendasi sahamnya

Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Helen menilai sebetulnya kenaikan harga CPO berpotensi untuk meningkatkan biaya bahan baku sehingga bisa menekan margin. "Namun, emiten dapat menyiasati dengan menaikkan harga secara bertahap, menciptakan kemasan yang lebih ekonomis, atau brand alternatif dengan harga yang lebih terjangkau," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (13/10).

Di sisi lain, Helen juga mencermati kenaikan saham consumer goods didorong oleh optimisme pemulihan ekonomi seiring meredanya kasus Covid-19 di Indonesia. Sehingga pelonggaran PPKM makin pulihnya aktivitas ekonomi diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan daya beli masyarakat.

"Sehingga emiten juga dapat menyiasatinya dengan meningkatkan harga secara bertahap," sebutnya.

Helen juga menilai dari sisi kinerja sendiri, emiten-emiten tersebut diproyeksikan mampu membukukan pertumbuhan kinerja di akhir tahun ini. Sebab, tahun lalu emiten-emiten FMCG membukukan pelemahan kinerja yang cukup dalam tahun lalu.

Baca Juga: Kinerja Mitra Adiperkasa (MAPI) diproyeksi membaik di 2021, ini rekomendasi sahamnya

Analis Erdhika Elit Sekuritas, Ivan Kasulthan menuturkan investor juga perlu mewaspadai kenaikan dari CPO ini. "Apabila harga produk yang dijual tidak terjadi kenaikan maka ini hanya akan menjadi beban produksinya," sebutnya.

Secara valuasi, Ivan mencermati bahwa untuk saham-saham FMCG seperti UNVR, ICBP, INDF, MYOR masih tergolong undervalued atau relatif murah. Sehingga, saat ini bisa menjadi suatu momentum bagi investor untuk mengoleksi saham-saham tersebut dengan harga yang relatif murah untuk jangka panjang.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×