Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen bangunan, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) berencana melakukan akuisisi pabrik yang berada, baik di dalam maupun di luar negeri. Hal tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengembangkan bisnis di tahun 2022.
Saat ini, Impack Pratama pun tengah menggali potensi untuk mengakuisisi produsen Fibre Reinforce Plastic (FRP) dan Polycarbonate (PC) di negara ASEAN.
Namun demikian, Corporate Secretary IMPC Lenggana Linggawati mengatakan bahwa tingkat kesuksesan rencana akuisisi ini belum dapat ditentukan. Lantaran adanya faktor-faktir eksternal yang berada di luar kendali perusahaan.
Terkait besaran nilai akuisisi pun belum dapat disebutkan, sebab saat ini IMPC masih dalam tahap penjajakan target yang potensial.
Baca Juga: Yakin kinerja tumbuh, ini rencana bisnis Impack Pratama (IMPC) di tahun ini
"Adapun, pembiayaan akuisisi nantinya berasal dari kombinasi kas perusahaan dan pinjaman bank," ujar Lenggana kepada Kontan.co.id, Jumat (11/2) lalu.
Dia menambahkan, pada tahun ini Impack Pratama menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 180 miliar. Anggaran capex tersebut bersumber dari kombinasi antara kas internal perusahaan serta pinjaman dari bank.
"Capex sebesar Rp 110 miliar akan dianggarkan untuk tanah dan bangunan, sisanya untuk mesin, peralatan, serta kendaraan," tuturnya.
Di tahun 2022 ini, perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,6 triliun, dengan torehan laba bersih mencapai Rp 260 miliar. Untuk mencapainya, berbagai strategi pun dijalankan oleh perusahaan di sepanjang tahun ini.
Selain rencana akuisisi, IMPC juga tengah berupaya meningkatkan pertumbuhan bisnis organik lewat inovasi produk baru. Yang mana di awal tahun 2022, perusahaan baru saja meluncurkan produk atap uPVC dengan harga terjangkau di bawah merk LaserTuff.
Dia menuturkan, pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan sekitar 7.000 ton per tahun untuk produk anyar mereka yang berbahan dasar uPVC, khususnya untuk merk Alderon dan LaserTuff.
Meskipun memiliki target bisnis yang positif, perusahaan juga masih menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan bisnis di sepanjang tahun ini. Tantangan tersebut salah satunya datang dari kondisi pandemi Covid-19 yang belum menentu, terutama dengan lonjakan kasus yang tengah berlangsung sejak masuknya varian Omicron di akhir tahun 2021 lalu.
"Selain itu, kami juga melihat supply chain bahan baku cenderung berfluktuasi terutama untuk produk polycarbonate, polyvinyl chloride (PVC), silicone sealant dan adhesive. Selain itu, freight cost yang masih tinggi karena krisis container juga menjadi tantangan bagi bisnis kami," tambah Lenggana.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, hingga akhir tahun 2021, IMPC berhasil mencatatkan pendapatan dari penjualan sebesar Rp 2,2 triliun, dengan laba bersih yang diprediksi bisa menembus angka di atas Rp 200 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News