kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kejar pendapatan naik high-single digit di 2021 dan 2022, ini jurus Link Net (LINK)


Selasa, 14 Desember 2021 / 07:35 WIB
Kejar pendapatan naik high-single digit di 2021 dan 2022, ini jurus Link Net (LINK)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

Marlo menekankan, LINK pun akan terus menggelar ekspansi di tahun depan. LINK mengejar penambahan sekurang-kurangnya 200.000 home pass dan 55.000 net subscribers pada 2022. Dari sisi wilayah, ekspansi akan dilakukan antara lain di Sukabumi dan Purwokerto.

Sebagai informasi, saat ini LINK memiliki jaringan pelanggan di 23 kota, dengan 20 kota berada di Pulau Jawa dan 3 Kota lainnya berlokasi di Batam, Medan dan Bali.

"Ke depannya dalam jangka waktu 3 tahun-5 tahun, impian kami untuk bisa menjangkau 45 kota besar di Pulau Jawa. Sehingga mereka bisa menikmati layanan Link Net," ujar Marlo.

Alokasi belanja modal (capex)

Untuk memuluskan rencana ekspansi tersebut, LINK menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 3,07 triliun pada tahun 2022. Capex tersebut dialokasikan untuk keperluan ekspansi, melanjutkan program migrasi, serta keperluan upgrading dan maintenance.

Mengenai belanja modal di tahun depan, Johannes mengungkapkan bahwa sebagian besar capex akan bersumber dari kas internal. Namun LINK tidak menutup kemungkinan untuk mencari pendanaan dari lembaga keuangan di dalam negeri.

Sementara untuk tahun ini, LINK mengalokasikan capex sebesar Rp 3,1 triliun yang dipakai untuk menunjang proyek migrasi serta biaya menjalankan business as usual. Menurut Johannes, proyeksi serapan capex berkisar di level 95%-97% dari yang sudah dianggarkan.

Adapun khusus untuk program migrasi, anggaran yang dialokasikan LINK menyentuh Rp 2,5 triliun. "Itu sejak tahun 2020 lalu sampai dengan proyek migrasi selesai, yang diperkirakan di tahun depan," imbuh Johannes.

Di sisi lain, mengenai progres akuisisi saham PT Link Net Tbk (LINK) oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL), manajemen LINK tak banyak berkomentar. Marlo Budiman menyebut, pihaknya belum bisa menyampaikan informasi mengenai conditional sales purchase agreement (CSPA) dan progres lainnya dalam akuisisi tersebut.

Marlo bilang, LINK masih menunggu informasi lebih lanjut dari pemegang saham, yakni PT First Media Tbk dan CVC Capital melalui Asia Link Dewa. "Kami di Link Net sebagai target company masih menunggu kabar dari pemegang saham kami," imbuhnya.

Baca Juga: CSPA dikabarkan diteken awal Desember, Lippo raup Rp 4 triliun dari penjualan LINK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×