Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Melihat peluang yang baik ke depan, Vidjongtius optimistis target keuangan tahun ini akan terlewati. Asal tahu saja, di awal tahun 2021 KLBF mematok target kenaikan penjualan 5% hingga 6%.
Akan tetapi, melihat capaian sejauh ini dan peluang ke depan, KLBF berencana meningkatkan target pertumbuhan penjualan antara 7% hingga 9%. "Optimisme ini yang membuat kami yakin inisiatif-inisiatif dapat berjalan baik dan saya rasa tren untuk semester kedua juga tidak terlalu jelek sekali," imbuh Vidjongtius.
Dalam jangka panjang, KLBF masih akan fokus mengembangkan kategori bioteknologi untuk memproduksi bahan baku obat guna mendukung kemandirian kesehatan masyarakat Indonesia. Saat ini, pabrik KLBF di Cikarang telah memproduksi satu item dengan bahan baku lokal yang sudah bisa dimanfaatkan oleh pasien di Indonesia. Adapun dalam jangka lima tahun mendatang, ditargetkan setidaknya ada 10 produk yang akan di produksi secara mandiri di pabrik di Cikarang.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Kalbe Farma (KLBF) berpotensi menjadi vaksin gotong royong
Dengan fokus mendorong kemandirian kesehatan di masa depan, KLBF juga terus mengembangkan riset dan pengembangan. Oleh karenanya, setiap tahunnya KLBF berkomitmen mengucurkan dana Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar untuk riset dan pengembangan.
Saat ini riset dan pengembangan Kalbe fokus pada produk herbal. Jika berjalan sesuai rencana, produk herbal akan melalui uji klinis yang terstandardisasi sehingga nantinya akan masuk ke dalam kategori fitofarmaka.
Baca Juga: Pemulihan ekonomi dan vaksinasi akan mendukung kinerja Kalbe Farma (KLBF)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News