kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kalbe Farma (KLBF) optimistis mempertahankan margin usaha hingga 15,5%


Kamis, 10 Juni 2021 / 07:00 WIB
Kalbe Farma (KLBF) optimistis mempertahankan margin usaha hingga 15,5%


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) optimistis bisa mempertahankan margin di kisaran 14,5% hingga 15,5% di tahun 2021 ini.

Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernardus Karmin Winata optimistis margin ini bisa dipertahankan mengingat perusahaan dapat beradaptasi dengan baik dan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada saat ini. "Sehingga kami bisa running operasional lebih efisien, dan tetap menjaga operating margin (margin laba usaha) di level 14,5% hingga 15,5%," ujar Bernadus dalam media visit Kalbe Farma ke Kontan secara virtual, Rabu (9/6). 

KLBF tengah berupaya meningkatkan kontribusi dari masing-masing divisi. Dari divisi nutrisi misalnya, Kalbe Farma melihat masih ada peluang menggarap segmen pasar menengah ke bawah. Mengingat divisi nutrisi selama ini cenderung dikenal dengan pasar menengah ke atas. Oleh karenanya, KLBF akan memunculkan produk-produk yang lebih terjangkau oleh masyarakat. 

Sementara divisi distribusi dan logistik masih akan melanjutkan kinerja yang baik. Mengingat ke depan KLBF tengah membidik prinsipal-prinsipal lain dari luar negeri. Di samping itu, KLBF juga akan lebih aktif menyediakan produk-produk yang berhubungan dengan BPJS Kesehatan. Kalbe juga akan meningkatkan partisipasi melalui penambahan produk. 

Baca Juga: Para ahli menilai percepatan vaksinasi menjadi kunci pemulihan ekonomi

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menambahkan, KLBF juga berupaya memaksimalkan produk dan layanan berkaitan dengan Covid-19. Langkah ini sudah dilakukan KLBF sejak kasus Covid-19 pertama diumumkan di Indonesia pada Maret 2020.

Pada saat itu KLBF sudah menyediakan tes PCR dan edukasi terkait Covid-19 melalui aplikasi KlikDokter. Bisnis KLBF terkait Covid-19 kemudian merambah ke produk obat-obatan seperti  Remdesivir, Avifavir, dan Avigan. Riset yang berhubungan dengan Covid-19 pun juga dipacu, sehingga memunculkan produk herbal jahe merah. 

Sekarang ini, Kalbe Farma dan perusahaan asal Korea Selatan Genexine tengah melakukan uji klinis vaksin Covid-19. Jika berjalan lancar, uji klinis fase II B dan fase III akan dilakukan di semester kedua 2021 ini, sehingga di akhir tahun 2021 atau di awal tahun 2022 vaksin berkode GX-19N itu dapat diluncurkan. 

Baca Juga: Kinerja Kalbe Farma 2021 akan disokong segmen distribusi, simak rekomendasi analis

Melihat peluang yang baik ke depan, Vidjongtius optimistis target keuangan tahun ini akan terlewati. Asal tahu saja, di awal  tahun 2021 KLBF mematok target kenaikan penjualan 5% hingga 6%.

Akan tetapi, melihat capaian sejauh ini dan peluang ke depan, KLBF berencana meningkatkan target pertumbuhan penjualan antara 7% hingga 9%.  "Optimisme ini yang membuat kami yakin inisiatif-inisiatif dapat berjalan baik dan saya rasa tren untuk semester kedua juga tidak terlalu jelek sekali," imbuh Vidjongtius. 

Dalam jangka panjang, KLBF masih akan fokus mengembangkan kategori bioteknologi untuk memproduksi bahan baku obat guna mendukung kemandirian kesehatan masyarakat Indonesia. Saat ini, pabrik KLBF di Cikarang telah memproduksi satu item dengan bahan baku lokal yang sudah bisa dimanfaatkan oleh pasien di Indonesia. Adapun dalam jangka lima tahun mendatang, ditargetkan setidaknya ada 10 produk yang akan di produksi secara mandiri di pabrik di Cikarang. 

 

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Kalbe Farma (KLBF) berpotensi menjadi vaksin gotong royong

Dengan fokus mendorong kemandirian kesehatan di masa depan, KLBF juga terus mengembangkan riset dan pengembangan. Oleh karenanya, setiap tahunnya KLBF berkomitmen mengucurkan dana Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar untuk riset dan pengembangan.

Saat ini riset dan pengembangan Kalbe fokus pada produk herbal. Jika berjalan sesuai rencana, produk herbal akan melalui uji klinis yang terstandardisasi sehingga nantinya akan masuk ke dalam kategori fitofarmaka. 

Baca Juga: Pemulihan ekonomi dan vaksinasi akan mendukung kinerja Kalbe Farma (KLBF)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×