Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Edbert menilai, penambahan jumlah produk reksadana tahun ini bakal cukup agresif. Amunisi bersumber dari jenis reksadana saham syariah offshore. "Masing-masing manajer investasi hanya punya satu produk," imbuhnya. Sehingga besar peluang, manajer investasi akan gencar meracik produk berjenis sama.
Terlebih sebagian besar produk reksadana saham syariah offshore yang beredar saat ini mengacu pada Dow Jones Islamic Index. Sekitar 60% indeks tersebut didominasi oleh saham negeri paman sam. Sisanya berupa saham besutan negara maju semisal Jepang, Jerman dan Inggris.
Edbert memproyeksikan, pasar saham AS bakal menghijau tahun 2017. Alasannya, kebijakan Trump yang disinyalir mampu mendongrak kinerja emiten. Kendati demikian, para investor tetap patut mewaspadai pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS.
"Saya prediksi reksadana saham berdenominasi dollar AS akan mendapatkan return 4% - 8% tahun ini. Angka segitu tinggi untuk instrumen berbasis dollar AS," terkanya.
Memang pasar global berpotensi volatil sepanjang tahun 2017. Beberapa tantangan siap menghadang, semisal kebijakan Trump, rencana kenaikan suku bunga The Fed sebanyak tiga kali, realisasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa, pemilihan umum beberapa negara Eropa, hingga perekonomian China.
"Terlepas kondisi global terutama akibat Trump agak fluktuatif, masih banyak yang optimistis hal ini akan berdampak positif bagi Indonesia," imbuhnya. Sehingga, para manajer investasi dapat menangkap momentum penguatan pasar dengan menerbitkan produk baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News