Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Reksadana saham syariah menorehkan kinerja mumpuni di awal tahun ini. Infovesta Utama mencatat, per Januari 2017, rata-rata return reksadana saham syariah mencapai 1,17%.
Sedang rata-rata return reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang masing-masing 1,06% dan 0,29%. Tapi rata-rata return reksadana campuran syariah minus 0,22%.
Wawan Hendrayana, Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama, bilang, reksadana saham syariah bisa mencetak performa kinclong lantaran disokong perbaikan harga komoditas. Tren pelemahan kurs dollar Amerika Serikat (AS) mengerek harga komoditas seperti emas dan batubara. Valuasi saham-saham batubara dalam negeri juga menarik.
"Harganya belum mahal. Akhir tahun lalu saham-sahamnya rebound dan awal tahun ini masih lanjut menguat," terang Wawan.
Sektor komoditas dan pertambangan jadi salah satu portofolio dalam reksadana saham syariah.
Direktur Utama Samuel Aset Manajemen (SAM) Agus B. Yanuar mengungkapkan, performa sektor saham yang masuk dalam daftar efek syariah memang lebih tinggi ketimbang saham-saham di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Urutan sektor saham syariah yang naik paling tinggi adalah komoditas, perdagangan dan jasa, properti, konsumer, serta infrastruktur," imbuh dia.
Senior Research Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo menyebut, kinerja saham lapis kedua dan small caps juga menopang reksadana saham syariah. Januari lalu, saham second liner dan saham kapitalisasi kecil mencetak kinerja berkilau.
Berbeda dengan saham kapitalisasi besar yang cenderung tertekan. Ini juga yang bikin kinerja reksadana campuran syariah merosot bulan lalu. Isi portofolio banyak reksadana campuran syariah didominasi saham-saham berkapitalisasi besar alias LQ-45.
Selain itu, reksadana syariah diuntungkan lantaran tidak memiliki portofolio saham sektor keuangan. "Saham sektor keuangan tidak masuk ke dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) karena masalah riba," terang Beben.
Sektor saham keuangan mencatatkan return minus 0,9% (MoM) pada Januari 2017.
Saham lebih unggul
Reksadana pendapatan tetap syariah juga mendapat sentimen positif. Rata-rata imbal hasil sukuk di Januari, sebagaimana tercermin dari Indonesia Sukuk Index Composite Total Return yang dihimpun Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), mencapai 1,64%.
Beben memprediksi reksadana saham syariah masih akan mencetak return tertinggi di antara reksadana syariah lainnya. Prediksinya, return reksadana saham syariah bisa mencapai lebih dari 12% tahun ini. Sebab, tekanan global relatif kecil, sedang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu mencapai 5,02%, lebih baik dari tahun sebelumnya.
Beben menghitung, return reksadana syariah jenis campuran dan pendapatan tetap masing-masing berpotensi mencapai 11% dan 7%.
Agus menilai, kinerja reksadana saham dan campuran syariah akan melampaui kinerja reksadana pendapatan tetap syariah. Maklum, rata-rata pertumbuhan laba per saham (earning per share growth) tahun ini diprediksi mencapai 12,5%.
"Ini berpotensi mendorong IHSG sebesar itu," imbuh dia.
Wawan setuju, return reksadana saham syariah masih akan cemerlang tahun ini ketimbang reksadana pendapatan tetap syariah. Maklum, peluang penurunan suku bunga acuan dalam negeri sudah sangat terbatas.
Ia memprediksi, rata-rata return reksadana saham akan berkisar 9%. "Kalau campuran sekitar 7%8%. Pendapatan tetap 6%6,5%," hitung dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News