Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Walau demikian, Budi menilai pertumbuhan investor ritel saham juga masih sangat menjanjikan. Apalagi program Yuk Nabung Saham dari Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mulai memperlihatkan hasilnya.
Dia ingat, program ini ketika awal-awal diluncurkan menyasar mahasiswa maupun anak muda lainnya. Jumlah investor ritel pun perlahan mengalami pertumbuhan, walau dari nilai investasinya memang relatif kecil. Namun, kini para investor muda itu sudah menjadi pekerja dan memiliki penghasilan yang lebih besar.
“Jadi pertumbuhan investor saham belakangan ini tidak terlepas dari hasil edukasi dan sosialisasi program seperti Yuk Nabung Saham. Perlu diingat, program seperti ini imbasnya tidak terlihat dalam jangka pendek, jadi ke depan pertumbuhan masih akan terus terjadi,” tutup Budi.
Sementara Direktur IndoSterling Asset Management Fitzgerald Stevan Purba meyakini, pertumbuhan investor baik dari saham maupun reksadana juga akan memberi dampak positif ke industri.
Baca Juga: Pasar wait and see, transaksi harian bursa cenderung sepi
Ia menilai, dengan bertambahnya investor, maka akan semakin berkembang juga ukuran pasar modal itu sendiri. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan ukuran industri pasar modal dan ujung-ujungnya semakin menguntungkan para pelakunya, termasuk investor. Belum lagi, likuiditas yang tersedia di pasar modal akan semakin banyak sehingga pergerakan pasar modal semakin mendekati pasar sempurna.
“Lalu, instrumen-instrumen investasi juga akan terus berkembang sehingga membuat tersedianya alternatif-alternatif sumber pembiayaan. Hal ini bisa memberikan imbas pada produktivitas modal dan pertumbuhan ekonomi pada akhirnya,” pungkas Fitzgerald.
Baca Juga: Meningkat 16% dalam dua bulan, pertumbuhan jumlah investor pasar modal akan berlanjut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News