Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,54% ke level 6.002,77 pada Selasa (5/4). Namun, dalam sepekan terakhir, IHSG terlihat masih melemah 2,66%.
Seiring dengan itu, nilai transaksi harian Bursa juga terpantau cenderung turun dalam beberapa waktu terakhir. Pada hari ini, nilai transaksi bursa sebesar Rp 9,36 triliun. Nah, pada perdagangan Senin (5/4), transaksi bursa hanya Rp 8,15 triliun.
Nilai transaksi bursa tersebut sudah merosot dari capaian pada awal tahun ini yang bisa tembus di atas Rp 15 triliun.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengungkapkan, penurunan transaksi bursa pada beberapa waktu terakhir lebih karena pasar masih cenderung wait and see dengan potensi penurunan indeks.
Menurut dia, banyak sentimen negatif dari eksternal maupun internal yang membuat turunnya transaksi. Salah satu sentimen negatif datang dari proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama kembali negatif, padahal sebelumnya sempat optimistis bisa tercatat positif.
"Kondisi ini salah satu alasan pasar cenderung wait and see atau mengurangi jumlah transaksinya di bursa saham," ujar Sukarno pada Kontan, Selasa (6/4).
Investor asing pun masih terpantau terus keluar dari pasar saham dalam negeri. Pada hari ini, investor asing mencatatkan aksi jual bersih atawa net sell asing sebesar Rp 315,51 miliar di seluruh pasar, dalam sebulan investor asing sudah mencatatkan jual bersih Rp 3,58 triliun.
Baca Juga: IHSG rebound, asing malah banyak menjual saham-saham ini pada Selasa (6/4)
Sukarno bilang, investor asing akan kembali masuk jika suatu negara tersebut sudah mulai pulih. Ia melanjutkan ketika ekonomi global sudah dinilai mulai pulih, maka potensi untuk kembali masuk ke negara emerging market yang salah satunya Indonesia masih terbuka lebar.
Penurunan transaksi bursa juga berdampak pada penurunan indeks apabila tekanan jualnya meningkat ketimbang tekanan beli. Sukarno memprediksi IHSG dalam jangka pendek sedang dalam tren penurunan atau bearish trend.
Dan saat ini indeks atau candle terakhir IHSG dalam konsolidasi di rentang 5.960 – 6.051 atau dalam kondisi di suatu persimpangan yg artinya bisa saja lanjut tren turun atau bisa menjadi reversal nantinya.
"Kita akan lihat kemana indeks akan tembus. Jika ternyata IHSG terjadi breakdown area tersebut, bisa lanjut menuju suport kuatnya 5.853 – 5.892," tambah Sukarno.
Pada minggu ini, lanjutnya, pelaku pasar masih menanti rilis data ekonomi, di antaranya ada rilis data cadangan devisa serta Penjualan Ritel dan Keyakinan Konsumen.
Oleh karena itu, Sukarno menyarankan pelaku pasar agar dapat menunggu seperti apa rilis data ekonomi tersebut, jika datanya keluar lebih baik bisa jadi pertimbangan untuk trading buy kembali. Selain itu, ia juga menyarankan pelaku pasar agar tetap melakukan manajemen resiko untuk meminimalisir kerugian.
Selanjutnya: Transaksi harian bursa menyusut, begini penjelasan Direktur BEI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News