Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) optimistis kinerja reksadana tahun ini bisa tumbuh double digit. Hal ini ditopang oleh meningkatnya jumlah investor reksadana yang signifikan di 2020.
Direktur Eksekutif APRDI Mauldy Rauf Makmur mengungkapkan, secara konservatif AUM reksadana bisa tumbuh 15%-20% di tahun ini. Apalagi, asosiasi sangat optimistis pertumbuhan investor reksadana bisa kembali menanjak menjadi 3 juta investor.
Sebagai informasi, per Desember 2019 APRDI mencatat total dana kelolaan (AUM) industri reksadana mencapai Rp 542,2 triliun. Angka tersebut meningkat 6,78% dari capaian dana kelolaan Desember 2018 yakni Rp 505,39 triliun.
Baca Juga: Terbitkan global bond, pemerintah memanfaatkan kondisi pasar yang positif
Peningkatan dana kelolaan tersebut sejalan dengan lonjakan jumlah investor reksadana sebanyak 77,65% sepanjang 2019 menjadi 1,7 juta investor. Terbanyak berasal dari DKI Jakarta, disusul investor dari Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Utara dan Jawa Tengah.
Berdasarkan data KSEI, secara AUM penjualan reksadana lewat fintech baru 5% sedangkan 95% berasal dari transaksi non fintech. Namun, dilihat dari jumlah investor 78% berasal dari fintech, sedangkan sisanya non fintech.
Sebanyak 25% melakukan transaksi lewat agen penjual, sedangkan 75% transaksi dilakukan langsung ke manajer investasi.
"Sebanyak 90%an nasabah reksadana merupakan nasabah individu, sedangkan institusi kurang dari 10%. Based investor individual ini yang kami usahakan tumbuh besar," jelasnya, Kamis (9/1).
Sementara itu, Mauldy menegaskan AUM 2019 yang hanya tumbuh 6,78% lantaran sejalan dengan kondisi pasar tahun lalu. Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya tumbuh 1,7%.
Ketua Asosiasi Penasihat Investasi Indonesia (APII) Ari Adil menjelaskan sekitar 40% kinerja reksadana didominasi produk reksadana saham. Sehingga, ketika kinerja reksadana saham lesu di 2019, pertumbuhan 6,78% di 2019 justru tertolong oleh kinerja produk lain seperti reksadana pendapatan tetap, pasar uang dan lainnya.
Untuk prospek 2020, Ari optimistis kinerja reksadana akan lebih positif ditopang dengan pertumbuhan investor signifikan. Apalagi, APRDI juga akan terus mendorong edukasi dan literasi reksadana dari sisi sosial media, mengingat 40% komposisi investor saat ini diisi oleh kaum milenial.
Selain itu, pengembangan fintech juga menjadi fokus asosiasi ke depan dalam membangun costumer based yang lebih luas.
Baca Juga: Unitlink dan Reksadana, mana yang lebih unggul di tahun 2019?
"Untuk mendorong fintech kami kami akan gencar lakukan pendekatan secara milenial," jelasnya.
Ari memperkirakan produk reksadana yang bakal jadi idola di 2020, masih didominasi reksadana berbasis fixed income seperti reksadana pendapatan tetap, pasar uang dan terproteksi. Ditambah lagi, Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuannya sebanyak dua kali di tahun ini.
Sedangkan untuk reksadana saham Ari menilai prospeknya masih cukup menarik, dimana demand masih cukup tinggi khususnya untuk investasi di jangka panjang.
Meskipun beberapa sentimen seperti perkembangan perang dagang AS dan China, konflik antara AS dan Iran masih tetap jadi perhatian pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News