kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Unitlink dan Reksadana, mana yang lebih unggul di tahun 2019?


Rabu, 08 Januari 2020 / 21:08 WIB
Unitlink dan Reksadana, mana yang lebih unggul di tahun 2019?
ILUSTRASI. ilustrasi reksadana. KONTAN/Muradi/2019/09/17


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun saling bersaing dari sisi perolehan imbal hasil, baik reksadana maupun unitlink dapat menjadi pilihan menarik untuk masyarakat. PT Infovesta Utama telah merilis hasil imbal hasil dari unitlink dan reksadana tahun 2019.

Menurut data Infovesta Utama, unitlink pendapatan tetap meraih imbal hasil sebesar 7,41%, sedangkan reksadana pendapatan tetap berkisar 6%-8%.

"Kontribusi unitlink pendapatan tetap tergantung dari kondisi pasar, bagaimana SUN ataupun obligasi pemerintah maupun korporasi mencatatkan muatan yang cukup besar. Indeks obligasi Korporasi sekitar 6,7% sementara infovesta government bond index sekitar hampir 10%,"kata Analis senior Infovesta Utama, Praska Putrantyo kepada Kontan.co.id, Rabu (8/1).

Di tengah fluktuasi pasar saham yang cukup kencang karena adanya isu perang dagang yang menjadikan obligasi ini yang paling dilirik.

Baca Juga: Ingin garap unitlink, begini kesiapan Asuransi Bintang

"Selain itu juga bank sentral memangkas suku bunga acuan ssbanyak 4 kali sampai ke level 5% di tahun 2019. Bahkan imbal hasil obligasi pemerintah tertahan di level 7%,"jelas Praska.

Adapun kepemilikan asing naik Rp1,69 triliun sedangkan di akhir tahun lalu mencapai Rp 1062 triliun.

Sementara itu, unitlink saham memperoleh imbal hasil 2,75%, sedangkan reksadana saham berkisar 8%-10%.

"Sepanjang 2019 ini masih di bawah level 6.300. Selain itu juga tekanan di pasar saham masih sangat tinggi. Meskipun Anexinet dari investor asing bulan Desember sentuh Rp 2 triliun belum mampu mengembalikan akumulasi sepanjang periode 2019 yang pasar reguler naik lebih dari Rp 10 triliun," kata Praska.




TERBARU

[X]
×