Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sementara itu, Mauldy menegaskan AUM 2019 yang hanya tumbuh 6,78% lantaran sejalan dengan kondisi pasar tahun lalu. Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya tumbuh 1,7%.
Ketua Asosiasi Penasihat Investasi Indonesia (APII) Ari Adil menjelaskan sekitar 40% kinerja reksadana didominasi produk reksadana saham. Sehingga, ketika kinerja reksadana saham lesu di 2019, pertumbuhan 6,78% di 2019 justru tertolong oleh kinerja produk lain seperti reksadana pendapatan tetap, pasar uang dan lainnya.
Untuk prospek 2020, Ari optimistis kinerja reksadana akan lebih positif ditopang dengan pertumbuhan investor signifikan. Apalagi, APRDI juga akan terus mendorong edukasi dan literasi reksadana dari sisi sosial media, mengingat 40% komposisi investor saat ini diisi oleh kaum milenial.
Selain itu, pengembangan fintech juga menjadi fokus asosiasi ke depan dalam membangun costumer based yang lebih luas.
Baca Juga: Unitlink dan Reksadana, mana yang lebih unggul di tahun 2019?
"Untuk mendorong fintech kami kami akan gencar lakukan pendekatan secara milenial," jelasnya.
Ari memperkirakan produk reksadana yang bakal jadi idola di 2020, masih didominasi reksadana berbasis fixed income seperti reksadana pendapatan tetap, pasar uang dan terproteksi. Ditambah lagi, Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuannya sebanyak dua kali di tahun ini.
Sedangkan untuk reksadana saham Ari menilai prospeknya masih cukup menarik, dimana demand masih cukup tinggi khususnya untuk investasi di jangka panjang.
Meskipun beberapa sentimen seperti perkembangan perang dagang AS dan China, konflik antara AS dan Iran masih tetap jadi perhatian pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News