kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.758.000   -23.000   -1,29%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Jasa Marga (JSMR) Raup Cuan dari Arus Mudik Lebaran, Cek Rekomendasi Analis


Senin, 07 April 2025 / 18:47 WIB
Jasa Marga (JSMR) Raup Cuan dari Arus Mudik Lebaran, Cek Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Foto udara kendaraan melintas saat penerapan rekayasa lalu lintas lawan arah (contraflow) dua jalur di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Karawang, Jawa Barat, Sabtu (5/4/2025). Di antara emiten yang punya aset jalan tol di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dinilai berpotensi berlimpah cuan.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten jalan tol berpeluang menuai berkah dari arus mudik dan arus balik Lebaran 2025. Di antara emiten yang punya aset jalan tol di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dinilai berpotensi berlimpah cuan.

Pada 2024, JSMR mencatat pendapatan Rp 28,70 triliun, naik 34,64% secara tahunan. Segmen tol menjadi kontributor utama dengan Rp 17,18 triliun, sementara pendapatan konstruksi dan usaha lainnya masing-masing mencapai Rp 9,97 triliun dan Rp 1,54 triliun.  

JSMR memperkirakan 2,18 juta kendaraan keluar dari Jakarta selama arus mudik 2025, naik 1,1% dibanding tahun sebelumnya. Pada periode 21-27 Maret 2025, sebanyak 1,17 juta kendaraan meninggalkan Jabodetabek, meningkat 20,3% dibanding lalu lintas normal. 

Baca Juga: Sambut Lebaran, Wijaya Karya (WIKA) Siap Operasikan Jalan Tol Serang-Panimbang

Sementara itu, arus balik pada 31 Maret-3 April 2025 mencatat 685.079 kendaraan kembali ke Jabodetabek, naik 32,4% dari kondisi normal.  

Mayoritas kendaraan kembali berasal dari arah Timur (50,1%), disusul dari Barat (26,5%) dan Selatan (23,4%).

 

Selain di Pulau Jawa, lonjakan lalu lintas juga terjadi di sejumlah ruas tol di Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Bali. Pada 6 April 2025, total lalu lintas di ruas tol luar Jawa mencapai 167.549 kendaraan, meningkat 27,6% dibanding rata-rata normal.  

Di sisi lain, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) yang mengelola tol dalam kota mengalami penurunan lalu lintas hingga 50% selama libur Lebaran.

Sementara itu, sejumlah emiten BUMN Karya juga memiliki aset jalan tol, seperti PT PP (Persero) Tbk (PTPP) yang membukukan pendapatan Rp 83,76 miliar pada 2024, naik dari Rp 68,30 miliar di 2023.

Baca Juga: Imbas Pemangkasan Anggaran, Proyek Emiten Jalan Tol Terancam Macet

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatat pendapatan Rp 1,10 triliun dari jalan tol pada 2024, sedikit turun dari Rp 1,13 triliun di tahun sebelumnya.  

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas melihat, JSMR saat ini sebagai jawara di antara emiten dengan aset jalan tol lainnya. Hal itu lantaran kinerja fundamental Jasa Marga yang lebih baik. “Secara fundamental juga JSMR lebih prospektif di antara peers-nya,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (27/3).

Nafan melihat, kinerja JSMR di tahun 2024 memang kurang sesuai ekspektasi. Laba bersih JSMR memang mengalami penurunan 33,24% yoy menjadi Rp 4,53 triliun, dari sebelumnya Rp 6,79 triliun pada tahun 2023.  

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Garap Jalan Tol Akses Patimban, Progres Capai 29,09%

Berdasarkan catatan Kontan, penurunan laba bersih itu diakibatkan adanya perbedaan kontribusi laba non-cash yang berasal dari aksi korporasi yang dilakukan JSMR. 

Pada tahun 2023, ada laba non-cash yang berasal dari pemenuhan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 tentang kombinasi bisnis sehubungan dengan konsolidasi kembali PT Jasamarga Solo Ngawi, PT Jasamarga Semarang Batang, dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono melalui akuisisi saham PT Lintas Marga Jawa oleh PT Jasamarga Transjawa Tol. Jumlahnya sebesar kurang lebih Rp 4,1 triliun. 

Sedangkan, pada tahun 2024, laba non-cash yang berasal dari pemenuhan peraturan tersebut di atas sehubungan dengan konsolidasi kembali PT Jasamarga Pandaan Tol, serta pemenuhan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 72 tentang Penyusutan Harta Berwujud dan/atau Amortisasi Harta Tak Berwujud hanya sebesar Rp 834,6 miliar. 

Terlepas dari itu, Nafan melihat periode Lebaran 2025 bisa meningkatkan pendapatan usaha JSMR, meskipun peningkatan tarif tol belum dilaksanakan. Sebab, peningkatan distribusi logistik barang dan jasa akan terus terjadi selama mobilitas masyarakat meningkat.

Baca Juga: Emiten Jalan Tol CMNP Membidik Pendapatan Rp 4,86 Triliun

“Semestinya itu bisa membuat tren pendapatan JSMR akan terus bertumbuh ke depannya,” paparnya.

Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk JSMR, terutama dengan entry level area di Rp 3.790 – Rp 3.920 per saham. Target harga terdekat di Rp 4.040 per saham.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Richard Jonathan Halim mengatakan, potensi lonjakan lalu lintas dan pendapatan tol memang lebih tinggi selama musim mudik Idul Fitri.

“Secara historis, efek musiman telah menyebabkan peningkatan pendapatan tol dengan CAGR sebesar 17,3% pada periode 2022-2024,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (26/3).

Untuk JSMR, kinerja pendapatannya di tahun 2024 tercatat tumbuh lantaran ada peningkatan volume lalu lintas menjadi 1,3 miliar kendaraan alias 0,8% YoY dan penyesuaian tarif. 

Baca Juga: Emiten Jalan Tol Belum Ngebut per Kuartal III, Cek Rekomendasi Sahamnya

“Terdapat pertumbuhan yang kuat sebesar 58,3% YoY dari pendapatan jalan tol baru, dengan Semarang-Batang & Solo-Ngawi sebagai pendorong utama,” tuturnya.

Pendapatan tol dari jalan tol baru juga meningkat kontribusinya terhadap total pendapatan di tahun 2024 menjadi 48,9%, dari sebelumnya 46,8% pada tahun 2023. 

Selain itu, penyesuaian tarif tol juga berperan penting dalam pertumbuhan pendapatan JSMR, dengan kenaikan tol Jakarta-Cikampek sebagai kontributor tertinggi sebesar 35% pada tahun 2024. 

Pada saat yang sama, pendapatan konstruksi JSMR di tahun 2024 melonjak menjadi Rp 9,9 triliun, naik 73,4% YoY. Hal itu menandakan siklus investasi yang tinggi untuk pengembangan jalan tol baru, dengan realisasi belanja modal pada tahun lalu sebesar Rp 10,37 triliun.

Perkiraan belanja modal investasi jalan tol JSMR maksimum pada tahun 2025 sekitar Rp 10 triliun - Rp 12 triliun. “Untuk mendukung arus kas rencana masa depan, perseroan memastikan strategi daur ulang aset akan terus berlanjut pada tahun 2025,” tuturnya.

Baca Juga: Libur Nataru 2025, Adhi Karya (ADHI) Fungsional Jalan Tol Solo-Jogja Sampai Prambanan

Richard memperkirakan, peningkatan pendapatan tol JSMR pada tahun 2025 dan 2026 bisa mencapai Rp 19,8 triliun dan Rp 21,5 triliun. 

“Hal itu didorong oleh dua faktor utama, yaitu realisasi penyesuaian tol tahun 2024 pada tahun 2025, dan  penerapan kenaikan tol pada berbagai tol di tahun ini,” ungkapnya.

Richard merekomendasikan beli untuk JSMR dengan target harga Rp 5.300 per saham.

Selanjutnya: Alarm Bahaya untuk Industri Tekstil! Saatnya Pemerintah Perketat Regulasi Impor

Menarik Dibaca: Menu Diet Sehat Seminggu yang Dapat Anda Coba Konsumsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×