Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Sedangkan, pada tahun 2024, laba non-cash yang berasal dari pemenuhan peraturan tersebut di atas sehubungan dengan konsolidasi kembali PT Jasamarga Pandaan Tol, serta pemenuhan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 72 tentang Penyusutan Harta Berwujud dan/atau Amortisasi Harta Tak Berwujud hanya sebesar Rp 834,6 miliar.
Terlepas dari itu, Nafan melihat periode Lebaran 2025 bisa meningkatkan pendapatan usaha JSMR, meskipun peningkatan tarif tol belum dilaksanakan. Sebab, peningkatan distribusi logistik barang dan jasa akan terus terjadi selama mobilitas masyarakat meningkat.
Baca Juga: Emiten Jalan Tol CMNP Membidik Pendapatan Rp 4,86 Triliun
“Semestinya itu bisa membuat tren pendapatan JSMR akan terus bertumbuh ke depannya,” paparnya.
Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk JSMR, terutama dengan entry level area di Rp 3.790 – Rp 3.920 per saham. Target harga terdekat di Rp 4.040 per saham.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Richard Jonathan Halim mengatakan, potensi lonjakan lalu lintas dan pendapatan tol memang lebih tinggi selama musim mudik Idul Fitri.
“Secara historis, efek musiman telah menyebabkan peningkatan pendapatan tol dengan CAGR sebesar 17,3% pada periode 2022-2024,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (26/3).
Untuk JSMR, kinerja pendapatannya di tahun 2024 tercatat tumbuh lantaran ada peningkatan volume lalu lintas menjadi 1,3 miliar kendaraan alias 0,8% YoY dan penyesuaian tarif.
Baca Juga: Emiten Jalan Tol Belum Ngebut per Kuartal III, Cek Rekomendasi Sahamnya
“Terdapat pertumbuhan yang kuat sebesar 58,3% YoY dari pendapatan jalan tol baru, dengan Semarang-Batang & Solo-Ngawi sebagai pendorong utama,” tuturnya.
Pendapatan tol dari jalan tol baru juga meningkat kontribusinya terhadap total pendapatan di tahun 2024 menjadi 48,9%, dari sebelumnya 46,8% pada tahun 2023.
Selain itu, penyesuaian tarif tol juga berperan penting dalam pertumbuhan pendapatan JSMR, dengan kenaikan tol Jakarta-Cikampek sebagai kontributor tertinggi sebesar 35% pada tahun 2024.
Pada saat yang sama, pendapatan konstruksi JSMR di tahun 2024 melonjak menjadi Rp 9,9 triliun, naik 73,4% YoY. Hal itu menandakan siklus investasi yang tinggi untuk pengembangan jalan tol baru, dengan realisasi belanja modal pada tahun lalu sebesar Rp 10,37 triliun.
Perkiraan belanja modal investasi jalan tol JSMR maksimum pada tahun 2025 sekitar Rp 10 triliun - Rp 12 triliun. “Untuk mendukung arus kas rencana masa depan, perseroan memastikan strategi daur ulang aset akan terus berlanjut pada tahun 2025,” tuturnya.
Baca Juga: Libur Nataru 2025, Adhi Karya (ADHI) Fungsional Jalan Tol Solo-Jogja Sampai Prambanan
Richard memperkirakan, peningkatan pendapatan tol JSMR pada tahun 2025 dan 2026 bisa mencapai Rp 19,8 triliun dan Rp 21,5 triliun.
“Hal itu didorong oleh dua faktor utama, yaitu realisasi penyesuaian tol tahun 2024 pada tahun 2025, dan penerapan kenaikan tol pada berbagai tol di tahun ini,” ungkapnya.
Richard merekomendasikan beli untuk JSMR dengan target harga Rp 5.300 per saham.
Selanjutnya: Alarm Bahaya untuk Industri Tekstil! Saatnya Pemerintah Perketat Regulasi Impor
Menarik Dibaca: Menu Diet Sehat Seminggu yang Dapat Anda Coba Konsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News