Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten jalan tol berpeluang menuai berkah dari arus mudik dan arus balik Lebaran 2025. Di antara emiten yang punya aset jalan tol di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dinilai berpotensi berlimpah cuan.
Pada 2024, JSMR mencatat pendapatan Rp 28,70 triliun, naik 34,64% secara tahunan. Segmen tol menjadi kontributor utama dengan Rp 17,18 triliun, sementara pendapatan konstruksi dan usaha lainnya masing-masing mencapai Rp 9,97 triliun dan Rp 1,54 triliun.
JSMR memperkirakan 2,18 juta kendaraan keluar dari Jakarta selama arus mudik 2025, naik 1,1% dibanding tahun sebelumnya. Pada periode 21-27 Maret 2025, sebanyak 1,17 juta kendaraan meninggalkan Jabodetabek, meningkat 20,3% dibanding lalu lintas normal.
Baca Juga: Sambut Lebaran, Wijaya Karya (WIKA) Siap Operasikan Jalan Tol Serang-Panimbang
Sementara itu, arus balik pada 31 Maret-3 April 2025 mencatat 685.079 kendaraan kembali ke Jabodetabek, naik 32,4% dari kondisi normal.
Mayoritas kendaraan kembali berasal dari arah Timur (50,1%), disusul dari Barat (26,5%) dan Selatan (23,4%).
Selain di Pulau Jawa, lonjakan lalu lintas juga terjadi di sejumlah ruas tol di Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Bali. Pada 6 April 2025, total lalu lintas di ruas tol luar Jawa mencapai 167.549 kendaraan, meningkat 27,6% dibanding rata-rata normal.
Di sisi lain, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) yang mengelola tol dalam kota mengalami penurunan lalu lintas hingga 50% selama libur Lebaran.
Sementara itu, sejumlah emiten BUMN Karya juga memiliki aset jalan tol, seperti PT PP (Persero) Tbk (PTPP) yang membukukan pendapatan Rp 83,76 miliar pada 2024, naik dari Rp 68,30 miliar di 2023.
Baca Juga: Imbas Pemangkasan Anggaran, Proyek Emiten Jalan Tol Terancam Macet
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatat pendapatan Rp 1,10 triliun dari jalan tol pada 2024, sedikit turun dari Rp 1,13 triliun di tahun sebelumnya.
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas melihat, JSMR saat ini sebagai jawara di antara emiten dengan aset jalan tol lainnya. Hal itu lantaran kinerja fundamental Jasa Marga yang lebih baik. “Secara fundamental juga JSMR lebih prospektif di antara peers-nya,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (27/3).
Nafan melihat, kinerja JSMR di tahun 2024 memang kurang sesuai ekspektasi. Laba bersih JSMR memang mengalami penurunan 33,24% yoy menjadi Rp 4,53 triliun, dari sebelumnya Rp 6,79 triliun pada tahun 2023.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Garap Jalan Tol Akses Patimban, Progres Capai 29,09%
Berdasarkan catatan Kontan, penurunan laba bersih itu diakibatkan adanya perbedaan kontribusi laba non-cash yang berasal dari aksi korporasi yang dilakukan JSMR.
Pada tahun 2023, ada laba non-cash yang berasal dari pemenuhan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 tentang kombinasi bisnis sehubungan dengan konsolidasi kembali PT Jasamarga Solo Ngawi, PT Jasamarga Semarang Batang, dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono melalui akuisisi saham PT Lintas Marga Jawa oleh PT Jasamarga Transjawa Tol. Jumlahnya sebesar kurang lebih Rp 4,1 triliun.