Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 menjadi tantangan terbesar bagi perekonomian, terutama dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini membuat laju roda perekonomian terhambat dan membuat daya beli masyarakat merosot dan berimbas kepada kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Hingga September 2020, JPFA mencetak penjualan bersih sebesar Rp 24,93 triliun atau menyusut 8,27% dibanding periode yang sama tahun lalu yang capai Rp 27,18 triliun, adapun laba tahun berjalan tercatat Rp 304 miliar atau amblas dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,15 triliun.
Dari segi belanja modal emiten ini telah menyerap sebesar Rp 1,3 triliun hingga September 2020, sedangkan pada kuartal III tahun lalu JPFA sudah menggelontorkan belanja modal senilai Rp 2,25 triliun.
Wakil Direktur Utama JPFA, Bambang Budi Hendarto mengungkapkan, ada beberapa langkah strategis telah dirumuskan JPFA untuk menghadapi kondisi saat ini. Salah satunya dengan memperluas bisnis hilir dengan memperbesar kapasitas fasilitas produksi daging olahan.
Baca Juga: Joint venture pembiakan udang Japfa (JPFA) bisa sumbang Rp 1 triliun per tahun
“Kami juga meningkatkan pemasaran dan penjualan langsung produk olahan pada konsumen,” ujarnya dalam paparan publik JPFA, Rabu (18/11).
Perluasan bisnis hilir ini dengan melakukan akuisisi PT So Good Food (SGF) yang merupakan bagian dari sinergi dalam integrasi vertikal di segmen usaha perunggasan.
Langkah JPFA ini juga sejalan dengan arahan pemerintah dimana pelaku usaha peternakan Indonesia diharuskan untuk memiliki rumah potong hewan unggas (RPHU) dan fasilitas rantai dingin yang tercantum dalam Permentan No.32/2017 pasal 12 ayat 1 tentang penyediaan, peredaran, dan pengawasan ayam ras dan telur konsumsi.
Baca Juga: Ini saham-saham dengan net buy dan net sell terbesar asing dalam sepekan
Menurutnya, JPFA harus menciptakan sinergi dan nilai yang lebih besar dalam rantai nilai internal.
“Ini harus dilakukan melalui investasi dalam bisnis hilir dengan memperluas ukuran produksi dan kemampuan pemasaran JPFA untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan dan mengamankan pangsa pasar yang lebih besar di domestik,” ungkapnya.
Perusahaan ini juga menjalankan strategi lainnya melalui peninjauan ulang belanja modal. Dimana belanja modal akan diprioritaskan untuk investasi yang sifatnya jangka pendek-menengah dan rutin.
Baca Juga: Perjalanan Investasi Claudia Kolonas, Awalnya dari Saham Disney Berlanjut Hingga Kini
Selain itu, JPFA juga melakukan manajemen dan pengendalian kas yang lebih ketat, fokus dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, melakukan edukasi kepada peternak dan petambak di Indonesia agar produk yang dihasilkan dapat memiliki kualitas dan daya saing yang kuat.
Ia optimistis perusahaan bisa melewati masa-masa sulit ini dan akan fokus untuk menjalankan bisnis inti. “Kami berupaya untuk meningkatkan penetrasi produk seraya melakukan upaya edukasi akan pentingnya protein hewani bagi kesehatan,” tutupnya.
Selanjutnya: Investor asing mencatat net buy Rp 1,01 triliun hari ini, sepekan Rp 5,42 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News