Reporter: Adi Wikanto, Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor pemburu dividen saham di Bursa Efek Indonesia jangan sampai melewatkan kabar ini. Sejumlah emiten berikut diprediksi akan melakukan pembayaran dividen interim tahun 2022.
Investor pemburu dividen saham harus cermat. Pasalnya, harga saham berpotensi melonjak jika kabar pembayaran dividen interim tahun 2022 tersebut diumumkan secara resmi.
Emiten biasanya akan membagikan dividen interim pada kuartal akhir sebelum tutup buku tahun berjalan. Emiten yang terpantau rajin membagikan dividen interim adalah emiten sektor pertambangan batubara.
Sejumlah emiten di sektor ini tercatat telah membagikan dividen interim kepada pemegang sahamnya, sebut saja PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR), PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
Terbaru ada pembagian dividen interim dari PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) yang sama-sama berkecimpung di dunia tambang batubara.
Baca Juga: Inilah Saham Blue Chip Murah di Indeks LQ45 Oktober 2022, Ada PTBA, ADRO, MEDC, INDY
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, naiknya pendapatan emiten berbasis batubara di tahun ini menjadi pendorong utama untuk memberikan bagi hasil kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, khususnya dividen interim.
Menurut Felix, emiten batubara kelas kakap seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan juga PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sangat memungkinkan untuk melakukan pembayaran dividen interim.
“Karena bisnis utama mereka juga masih sangat baik seiring dengan solidnya harga batubara di sepanjang tahun ini. Namun memang kita perlu menanti bagaimana keputusan final dari manajemen emiten-emiten tersebut,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Jumat (30/9).
Tahun lalu, ADRO tercatat melakukan pembayaran dividen interim untuk tahun buku 2021 senilai US$ 350 juta. Sementara ITMG tercatat membagikan dividen interim sebesar US$ 94,1 juta di tahun yang sama.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan memperkirakan, ITMG akan mempertahankan kemurahan hati dalam kebijakan pembayaran dividen. Hasan mengasumsikan, rasio pembayaran dividen ITMG tidak berubah, yakni pada tingkat 70%.
Dengan demikian, Hasan berekspektasi ITMG akan melakukan pembayaran dividen saham sebesar US$ 781 juta, yang akan dibayarkan dalam dua tahap. BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan dividen interim saham ITMG tahun ini sebesar US$ 221 juta, dengan sisa dividen sebesar US$ 560 juta akan dibagikan pada kuartal pertama 2023.
Dalam pandangan Hasan, ITMG dapat memenuhi target produksinya. Hal ini karena produksi batubara ITMG pada kuartal kedua 2022 mampu mencapai 3,9 juta ton, atau di atas target yang dipasang manajemen, yakni sebesar 3,8 juta ton.
Dus, ITMG dinilai dapat mencapai target produksi 2022 yang dipasang BRI Danareksa Sekuritas, yakni sebesar 18 juta ton.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga telah memberi sinyal pembayaran dividen interim kepada pemegang saham dalam waktu dekat. Hal ini lantaran PTBA mampu membukukan kenaikan laba hingga 246% secara year on year (yoy) menjadi Rp 6,2 triliun di semester I 2022.
Dikutip dari Indo Premier Sekuritas, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin, mengatakan perusahaan mempunyai dana cukup untuk melaksanakan pembayaran dividen interim tahun 2022. Namun, keputusan pembayaran dividen interim tahun 2022 tersebut diserahkan kepada para pemegang saham PTBA.
"Pembagian dividen interim ini menjadi ranah domain dari pemegang saham. Akan tetapi dengan cash kita yang cukup baik pada prinsipnya kami akan mendukung apa pun keputusannya," kata Farida.
Sebelumnya, PTBA telah membagikan 100% laba bersih untuk tahun buku 2021 sebagai dividen. Pembayaran telah dilangsungkan pada Juni 2022.
Pembayaran dividen saham PTBA dari kinerja tahun 2021 tersebut merupakan yang terbesar pada tahun ini.
Harga batubara masih solid
Kedua analis sepakat bahwa harga batubara masih akan tinggi di sisa tahun ini. Felix memproyeksi harga batubara menjelang musim dingin masih akan sangat solid dan bisa bertahan di atas level US$ 400 per ton.
Hal ini karena memang tensi Eropa dan Rusia yang masih berlanjut. Terlebih saat ini ada kebocoran pipa gas Nord stream.
Senada, Hasan menilai, harga batubara akan tetap tinggi akibat krisis energi yang berkepanjangan. Pada kuartal berikutnya, pasokan batubara dengan kalori menengah dari Rusia semakin ketat, seiring mendekatnya musim dingin. Krisis energi juga akan berlanjut di tahun 2023, yang berarti harga batubara akan tetap di atas angin.
Akibatnya, Hasan menaikkan asumsi harga batubara di tahun 2023, dari semula US$ 150 per ton menjadi US$ 170 per ton.
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ITMG dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 50.000 dari sebelumnya Rp 35.000. Risiko terhadap rekomendasi ini termasuk namun tidak terbatas pada harga batubara yang lebih rendah dan gangguan penambangan karena cuaca buruk.
Felix menilai, pelaku pasar perlu mencermati situasi terkini dalam berburu dividen interim. Hal ini mengingat pasar saham yang cukup banyak mendapat sentimen negatif khususnya dari Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Dus, investor perlu menghitung secara cermat apakah dividen yield yang mungkin didapatkan setimpal dengan risiko yg ada saat ini. “Atau bisa jadi saat-saat ini merupakan saatnya membeli karena ada diskon. Tentu ini menjadi preferensi masing-masing pelaku pasar,” pungkas Felix.
Itulah bocoran pembayaran dividen interim sejumlah saham di BEI tahun 2022 ini. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News