Reporter: Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar penting untuk investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada awal Oktober 2022 ini banyak saham blue chip di Indeks LQ45 dengan harga murah.
Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa. Saham blue chip adalah jenis saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar, mencapai di atas Rp 10 triliun.
Mengutip MNC Sekuritas, saham blue chip memiliki beberapa karakteristik. Salah satunya adalah memiliki kapitalisasi besar. Nilai kapitalisasi suatu perusahaan mampu mencapai nilai triliunan rupiah. Besarnya kapitalisasi pasar ini mampu membuat investor sulit dalam memanipulasi harga.
Selain itu, saham blue chip juga memiliki likuiditas yang bagus. Biasanya likuiditas ini dipengaruhi oleh jumlah saham yang dimiliki publik atau beredar di bursa. Makin banyak kepemilikan saham publik, maka makin likuid pula saham tersebut.
Saham yang masuk ke dalam kategori blue chip biasanya juga telah sudah cukup lama lama terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan jangka waktu minimal lima tahun.
Oleh karena itu, saham blue chip cenderung bergerak steady dan tidak terlalu liar. Anda tidak perlu takut dalam berinvestasi di saham blue chip.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham TPIA, TINS, PGAS, MDKA, dan ELSA untuk Senin (3/10)
Pasalnya, perusahaan yang sahamnya tergolong blue chip bukan lagi perusahaan yang bertumbuh, tetapi sudah termasuk dalam perusahaan yang mapan dan kuat.
Saham jenis blue chip sangat cocok untuk Anda yang ingin berinvestasi jangka panjang. Pada saat pergerakan market tidak menentu, saham Blue Chip biasanya cenderung stabil.
Bukan berarti saham blue chip tidak akan mengalami penurunan. Namun saham-saham blue chip biasanya paling cepat pulih dibandingkan saham small atau mid-caps.
Saham blue chip adalah jenis saham dari perusahaan dengan kondisi keuangan prima, serta beroperasi selama bertahun lamanya. Di Indonesia, saham-saham yang masuk dalam kategori blue chip berada pada daftar indeks LQ45.
Laju Indeks LQ45 masih bergerak positif sepanjang tahun berjalan ini atau sudah naik naik 8,60% sejak awal tahun hingga Jumat (30/9). Meski begitu, sejumlah emiten masih punya valuasi yang murah.
Umumnya, untuk mencari sebuah saham yang secara valuasi masih murah, investor bisa mencermati atau membandingkan price earning ratio (PER) ataupun price book value (PBV) sebuah perusahaan.
Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim menjelaskan PER atau PBV dapat digunakan untuk menghitung nilai wajar dengan menggunakan valuations methods.
Dengan metode tersebut, investor dapat membandingkan nilai tengah sebuah perusahaan berdasarkan model bisnis atau industri yang sama.
“Dapat menggunakan rule of thumbs atau PER di bawah 10 mata emiten tersebut masih menarik dan untuk PBV di bawah 1,” papar Lukman akhir pekan lalu.
Kalau dicermati sejumlah emiten komoditas energi masih mendominasi daftar saham blue chip LQ45 dengan PER di bawah 10 kali. Misalnya, INDY dengan PER 2,62 kali, ITMG 3,69 kali, PTBA 3,90 dan ADRO 4,12 kali.
Lukman menilai hingga akhir tahun ini saham-saham energi masih menarik seiringan dengan harga komoditas yang saat ini masih berada di atas rata-rata, khususnya batubara. “INDY masih belum murah kalau dibandingkan perusahaan sejenis dengan melihat PER dan PBV yang masih lebih undervalued,” jelas dia.
Sementara Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menegaskan investor juga perlu membandingkan PER emiten tersebut dengan PER industri terbaik.
Investor bisa mencermati posisi PER emiten tersebut berada di bawah atau di atas rata-rata industri. Dengan begitu, investor bisa menilai dan membandingkan saham blue chip tersebut dengan industrinya.
Adapun dari jajaran emiten komoditas di indeks LQ45, Pilarmas Investindo Sekuritas menjagokan saham MEDC dengan target harga Rp 1.300. Saham blue chip lain yang direkomendasikan Pilarmas Investindo Sekuritas adalah PTBA di Rp 4.500 dan ADRO pada Rp 4.000.
Itulah rekomendasi saham blue chip Indeks LQ45 dengan harga murah yang layak dipertimbangkan investor di BEI. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News