Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu penting yang layak disimak pagi ini:
- Antisipasi bunga, yield SUN naik
Meski kelebihan permintaan atau oversubscribes hingga lebih dari tiga kali, pemerintah hanya menyerap Rp 1,26 triliun dari hasil lelang surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk negara, Selasa (11/2). Nilai yang dimenangkan oleh pemerintah itu masih di bawah target sebesar Rp 1,5 triliun.
Total penawaran yang masuk dalam lelang sukuk tersebut mencapai Rp 5,35 triliun. Jumlah penawaran ini masih lebih rendah dibandingkan dengan lelang sukuk negara sebelumnya dengan target sama, yang mencapai Rp 5,9 triliun.
Sukuk bertenor enam bulan, SPN-S 12082014 mendapatkan permintaan paling banyak, yakni Rp 4,20 triliun. Berikutnya, seri PBS005 dengan tenor 29 tahun mendapatkan permintaan Rp 576 miliar.
Dari empat seri yang ditawarkan melalui lelang, pemerintah hanya memenangkan dua seri yaitu SPN-S 12082014 dan PBS005. Pada seri SPN-S 12082014, pemerintah menyedot dana sebesar Rp 1 triliun. Sedangkan sukuk seri PBS005, pemerintah memenangkan sebesar Rp 260 miliar.
- Yellen akan lanjutkan tapering stimulus
Pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen memastikan akan melanjutkan kebijakan pendahulunya Ben S Bernanke, yakni menurunkan nilai stimulus secara bertahap.
"Bank sentral AS akan memperlambat laju penurunan stimulus hanya jika ada catatan perubahan signifikan dalam outlook perekonomian AS," jelas Yellen di hadapan House Financial Services Committee. Dia menambahkan, sangat penting bagi the Fed untuk mempelajari sejumlah data ekonomi yang dirilis seperti dampak data penambahan tenaga kerja yang tumbuh lebih rendah dibanding prediksi.
Yellen -yang tadi malam menyampaikan pernyataan publik pertama kali sebagai pimpinan the Fed- mengatakan bahwa guncangan pasar finansial tidak menimbulkan risiko besar terhadap outlook perekonomian AS.
Namun, "Meski pertumbuhan ekonomi meningkat, pemulihan di pasar tenaga kerja AS masih jauh dari kata selesai. Saya berkomitmen utuk mencapai dua target utama yakni membantu perekonomian sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga AS dan mengembalikan tingkat inflasi ke level 2% dan memastikan inflasi tidak akan melonjak di atas level tersebut," papar Yellen.
- Posisi Wall Street
Bursa AS melejit pada transaksi penutupan bursa tadi malam (11/2). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 melaju 1,1% menjadi 1.819,75. Dengan demikian, dalam empat hari terakhir, kenaikan indeks S&P sudah mencapai 3,9%.
Sedangkan indeks Dow Jones menanjak 1,2% menjadi 15.994,77. Transaksi tadi malam melibatkan sekitar 7 miliar saham. Angka tersebut 11% lebih tinggi dari tingkat rata-rata volume transaksi 30 harian.
Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya: Cliffs Natural Resources Inc dan Mosaic Co yang naik lebih dari 2,4%. Selain itu, ada saham Boeing Co dan Goldman Sachs Group Inc yang naik 2,1%. Sedangkan Sprint Corp naik 2,7% dan CVS Caremark Corp naik 2,7%.
- Posisi IHSG
Kemarin (11/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertengger di zona hijau. IHSG menguat 19,44 poin atau naik 0,44% ke level 4.470,19. Investor asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp 553 miliar. Sehingga total net buy sepanjang tahun ini sudah sebesar Rp 3,9 triliun.
Lucky Bayu Purnomo, Analis Danareksa Sekuritas bilang, IHSG masih berpotensi menguat terbatas lantaran ada sentimen laporan keuangan. Beberapa emiten sudah melaporkan kinerjanya tahun lalu yang berada di atas estimasi.
Namun, menurut Lycky, nilai tukar rupiah atas dollar diperkirakan masih cenderung melemah. Dus, investor masih menahan transaksi. Apalagi, pasar masih menunggu pengumuman resmi soal pemilu.
"Pasar masih dalam kondisi hati-hati meski sudah mulai terlihat agresif," ujarnya. IHSG juga akan didorong dari bullish bursa regional.
- Posisi rupiah
Nilai tukar rupiah kembali menguat hari ini, Selasa (11/2). Pasangan USD/IDR di pasar spot menguat 0,2% menjadi Rp 12.147. Sementara itu, kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS) yang dipatok Bank Indonesia (BI) melemah 0,06% menjadi Rp 12.174.
Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures bilang, penguatan nilai tukar tak hanya dialami rupiah, melainkan juga dialami mata uang negara lainnya. "Penguatan ini terjadi karena dollar AS yang melemah," katanya (11/2).
Sementara itu, Reny Eka Putri, analis pasar uang Bank Mandiri menilai, sepekan ke depan, rupiah diprediksi menguat. "Kalau sentimen internal sudah pasti makro ekonomi sangat bagus dan juga bisa dilihat rilis data AS yang masih minim," katanya.
Reny memprediksi, kurs rupiah ke dolar AS menguat sampai akhir minggu ini pada kisaran Rp 11.900- Rp 12.180. Begitu juga proyeksi Ariston. Ia menilai, besok (12/2) pasangan USD/ADR akan menguat ke kisaran 12.110-12.190 untuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News