Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Karpet merah mulai terhampar bagi perusahaan skala kecil untuk masuk Bursa Efek Indonesia. Sejak tahun lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuka peluang perusahaan skala kecil untuk menghimpun dana dari pasar modal, termasuk initial public offering (IPO).
Salah satu perusahaan skala kecil yang berniat melepas saham perdana di bursa adalah PT Pratama Abadi Nusa Industri. Perusahaan yang berbisnis pengelolaan ikan ini berencana menawarkan 150 juta saham setara 36% dari modal ditempatkan dan disetor penuh melalui skema IPO.
Asal tahu saja, di akhir 2017, aset perusahaan ini sudah mencapai Rp 50 miliar. "Kami menargetkan pendanaan sebesar Rp 16 miliar lewat aksi korporasi ini," ungkap Prilli Soetyanto, Presiden Direktur Pratama Abadi, Selasa (5/6).
Sekadar mengingatkan Peraturan OJK Nomor 53/POJK.04/2017 membuka peluang bagi perusahaan skala kecil dengan aset kurang dari Rp 50 miliar menghimpun pendanaan di pasar modal Indonesia.
Pratama Abadi bukanlah perusahaan skala usaha kecil dan menengah (UKM) pertama yang bercita-cita mencatatkan sahamnya di BEI. Sebelum ini, perusahaan yang sudah lebih dulu masuk bursa adalah PT Charnic Capital Tbk (NICK). Perusahaan investasi ini menggelar IPO akhir April lalu dan menghimpun dana Rp 40 miliar.
Analis Henan Putihrai Liza C. Suryanantha menyebutkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan investor sebelum membeli saham emiten skala kecil. Salah satunya adalah tujuan penggunaan dana IPO. "Jika untuk ekspansi bagus," kata dia.
Selain itu, investor perlu mencermati rencana bisnis, proyek dan prospek emiten, serta manajemen. Kepercayaan investor terhadap manajemen sangat penting. Dengan kata lain, kunci kelangsungan bisnis emiten, termasuk perusahaan skala kecil, terletak pada transparansi dalam mengemban amanahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News