kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Isriyetti Ifwan, Direktur Rifan Financindo: Tak ada kata rugi dalam investasi


Sabtu, 19 Desember 2020 / 08:10 WIB
Isriyetti Ifwan, Direktur Rifan Financindo: Tak ada kata rugi dalam investasi


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bermula dari menabung berlanjut ke investasi. Hal inilah yang dialami Direktur Rifan Financindo Berjangka Isriyetti Ifwan karena kebiasaannya untuk menabung sejak kecil justru menjadi pintu yang mengenalkannya pada dunia investasi.

Dia mengisahkan, ketika tabungannya sudah terkumpul, dia pun mulai mencari tahu soal investasi. Isriyetti sadar betul bahwa lewat investasi, dia bisa memenuhi berbagai kebutuhan di masa yang akan datang.

“Saya mulai intens berinvestasi ketika sudah mulai bekerja. Bisa dibilang, periode tersebut merupakan momen mencari jati diri saya dalam dunia investasi. Hampir seluruh produk investasi saya coba, mulai dari reksadana, saham, hingga trading di instrumen investasi berjangka,” kata Isriyetti kepada Kontan.co.id, belum lama ini..

Mengawali perjalanan investasi ketika masih berada di level financial analyst, Isriyetti mengaku kendala yang dia hadapi adalah sulitnya menjaga kedisiplinan. Apalagi periode awal memiliki gaji membuat sosok kelahiran 1969 ini tergoda membelanjakan uangnya.

Tak jarang, uang yang seharusnya ia tabung atau investasikan justru digunakan untuk keperluan konsumtif. Pada akhirnya dia menggunakan sistem auto debet dari tabungan agar alokasi untuk investasi tidak lagi teralihkan untuk keperluan konsumtif.

Baca Juga: Dolar meredup, euro, yen, dan yuan bisa menjadi pilihan tahun depan

Isriyetti punya prinsip yang menarik soal kerugian dalam dunia investasi, baginya tidak ada kata rugi dalam dunia investasi ketika seorang investor paham betul soal risiko. Selama investor punya manajemen risiko yang baik, niscaya kerugian bisa diminimalisir. Oleh sebab itu, sejauh ini ia mengaku belum pernah merasakan kerugian dalam berinvestasi karena kehati-hatiannya.

“Kalau investor jeli dan sudah memahami seluk-beluk soal produk investasi beserta risikonya, lewat strategi manajemen risiko yang baik, investasi yang bersifat high risk high return bisa kita ubah menjadi middle risk, high return,” terang lulusan Universitas Bung Hatta ini.

Baca Juga: Nasihat Warren Buffett untuk tidak berinvestasi dengan cara ini atau Anda bangkrut

Oleh karena itu, wanita yang memiliki hobi berkebun ini mengaku dirinya lebih cocok menjadi seorang investor moderat ketimbang investor agresif. Setelah mempelajari berbagai instrumen investasi, dia mengaku saat ini lebih nyaman berinvestasi pada dunia properti. Menurut dia, selama berinvestasi pada sektor properti, dia selalu mendapatkan keuntungan.

Lebih lanjut, Isriyetti mengaku ada kepuasan tersendiri ketika berinvestasi pada instrumen properti. Kepuasan tersebut berasal dari rasa bangga keberhasilan meningkatkan nilai sebuah produk ketika dijual kembali.

“Setiap saya beli properti, alhamdulillah ketika saya jual lagi, harganya selalu lebih tinggi. Padahal periodenya cukup singkat. Jadi ada kepuasan dan kesan bahwa ternyata saya berhasil meningkatkan nilai sebuah produk di mata orang lain dalam waktu yang cukup singkat,” terang dia.

Baca Juga: Ayo meracik ulang strategi finansial rumah tangga sebelum tahun baru

Bagi Isriyetti, terdapat tiga faktor penting jika seseorang ingin menjadikan properti sebagai instrumen investasi. Pertama adalah lokasi properti tersebut, ini menjadi krusial karena lokasi punya peranan penting dalam menentukan harga. Misalkan, seberapa dekat aksesnya dengan jalan raya atau jalan tol, lalu akses ke fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, hingga moda transportasi.

Kedua, pihak pengembang. Hal ini menjadi penting karena pengembang punya peranan penting dalam menyediakan fasilitas penunjang pada sebuah hunian. Selain itu, pengembang yang sudah punya reputasi akan menambah nilai pada properti itu sendiri. Ketiga, kualitas sebuah properti. Percuma jika punya lokasi yang strategis dan fasilitas penunjang yang lengkap, tapi ternyata kualitasnya propertinya kurang mumpuni.

Wanita yang telah menamatkan gelar Magister Manajemen Keuangan ini  bilang, saat ini bisa jadi momen yang tepat untuk mulai masuk ke sektor properti seiring harganya yang sedang mengalami penurunan. “Ketika pandemi berakhir, harga properti akan bisa melonjak hingga dua kali lipat. Jadi ini momen yang pas untuk beli properti. Secara historis pun, kenaikan harga properti juga cenderung stabil di kisaran 30% per tahun, jadi berinvestasi di properti masih sangat prospektif,” tambah dia.

Hanya saja, sifat properti yang tidak likuid menjadikan instrumen ini lebih cocok untuk investasi jangka panjang, belum lagi diperlukan modal yang besar. Oleh karena itu, ia pun mendiversifikasi aset investasinya.

Baca Juga: Begini racikan portofolio reksadana saham untuk tahun 2021 dari Sucorinvest AM

Dia mengaku mengalokasikan 50% untuk properti, sementara sisanya pada reksadana, saham, dan deposito. Baginya diversifikasi adalah kunci utama berinvestasi, mengikuti pepatah lama jangan tempatkan telurmu dalam satu keranjang.

Bagi investor pemula, Isriyetti menyebut selain soal diversifikasi produk, faktor lain yang harus diperhatikan adalah membagi jangka waktu investasi, apakah untuk jangka pendek, menengah, atau panjang. Pasalnya, setiap horizon investasi akan memengaruhi pilihan produk hingga manajemen risiko. Tak lupa, mengatur kecukupan dana yang dimiliki untuk diinvestasikan.

“Setelah itu, pilih produk yang sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu investasi, jangan lupa riset soal peluang kinerjanya ke depan seperti apa. Kunci terakhir adalah setiap investor harus komitmen mencapai tujuan dan tetap disiplin. Banyak rencana investasi yang berantakan akibat tergiur mengejar return semata,” pungkas Isriyetti.

Baca Juga: Samuel Asset Management pilih saham cyclical jadi racikan portofolio reksadana saham

Investasi berjangka

Mengawali karir sebagai Financial Analyst di PT Rifan Financindo Berjangka sejak 2001, kini Isriyetti Ifwan berhasil menduduki posisi direktur. Menggeluti dunia investasi berjangka hampir 20 tahun tak pelak membuat wanita asal Padang ini mengenal seluk-beluk dunia investasi berjangka.

Menurut Isriyetti, setidaknya terdapat tiga keunggulan berinvestasi pada produk investasi berjangka. Pertama, produk investasi berjangka bersifat dua arah, artinya potensi profit bisa diperoleh investor baik ketika membeli maupun menjual atau di saat harga sedang naik maupun turun.

Kedua, investasi berjangka menawarkan pilihan produk yang beragam. Mulai dari bermacam-macam komoditas, loco gold atau kontrak berjangka emas, indeks, hingga forex.

Ketiga, semua transaksi investasi berjangka berbasis online dan memiliki laporan transaksi harian. Tak hanya itu, nasabah akan selalu didampingi oleh wakil pialang berjangka sebagai konsultan investasi dalam melakukan keputusan investasi yang tepat.

Sementara untuk kekurangannya, Isriyetti bilang produk investasi berjangka adalah produk yang high risk high return. “Namun risiko di investasi berjangka bisa sebenarnya bisa diminimalisir dengan strategi manajemen risiko. Apalagi para investor akan didampingi para tim konsultan investasi dengan pengetahuan manajemen risiko dan product knowledge,” pungkas Isriyetti.

Baca Juga: Dua perempuan terkaya di Indonesia, Kartini Muljadi dan Arini Subianto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×