Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor untuk saham PT Royal Prima Tbk terbilang tinggi. Hal itu tercermin dari jumlah permintaan saham operator rumah sakit itu saat masa penjatahan initial public offering (IPO).
"Kami kelebihan permintaan (oversubscribed 42 kali," ujar Mok Siu Pen, Direktur Royal Prima, Minggu (13/5).
Cuma memang, proses IPO emiten rumah sakit yang nantinya punya kode saham PRIM itu tak bisa sepenuhnya berkelit dari kondisi pasar yang tengah kurang kondusif. Oversubscribed yang mencapai 42 kali itu didapat setelah perusahaan mengurangi jumlah saham barunya atawa downsize.
Semula, Royal Prima berencana menerbitkan 2 miliar saham baru dengan rentang harga Rp 380-Rp 650 per saham. Belakangan, harga pelaksanaannya ditetapkan Rp 500 per saham.
Namun, setelah pooling, minat tertinggi justru didapat saat jumlah saham yang diterbitkan sebanyak 1,2 miliar saham. Sehingga, demi hasil yang optimal, perusahaan memutuskan untuk menerbitkan jumlah saham sebesar itu.
Pada saat yang bersamaan, Royal Prima menerbitkan 600 juta waran seri I. Waran tidak mengalami downsize.
Royal Prima memperoleh dana segar Rp 975 miliar melalui IPO. Dari total tersebut, sebesar Rp 600 miliar berasal dari penjualan saham perdana. Sisanya berasal dari penerbitan waran.
Sebesar 46,4% dana hasil IPO akan digunakan untuk akuisisi rumah sakit baru. Rumah sakit di wilayah Medan, Pekanbaru, Jambi dan beberapa daerah lainnya menjadi incaran.
SIsa dana IPO akan digunakan oleh PRIM untuk melakukan pembelian peralatan medis dan peningkatan infrastruktur teknologi informasi, tambahan perolehan tanah, serta ekspansi dan renovasi pada rumah sakit-rumah sakit yang telah ada.
Setali tiga uang, IPO operator gerai Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk juga terimbas oleh kondisi pasar. Bedanya, IPO Pizza Hut tak mengalami downsize.
Sumber KONTAN yang mengetahui rencana IPO perusahaan menyebutkan, IPO akan digelar menggunakan harga batas bawah, yakni Rp 1.100. "Itu karena kondisi market, tapi tidak mengalami downsize," ujar si sumber, Jumat (11/5).
Sebelumnya, perusahaan menetapkan rentang harga Rp Rp 1.100 hingga Rp 1.350 per saham. Sarimelati berencana melepas 918,7 juta saham atau setara 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dari IPO, Sarimelati bakal meraup Rp 1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News