Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Royal Prima bersiap mencari pendanaan melalui initial public offering (IPO). Dari aksi korporasi itu, Royal Prima ingin mengakuisisi empat rumahsakit yang berada di luar Pulau Jawa.
Michael Mok Siu Pen, Direktur Royal Prima mengatakan, rumahsakit yang akan diakuisisi harus memenuhi beberapa syarat, misalnya kapasitas minimum 150-200 tempat tidur. "Karena secara ekonomis kalau di bawah itu kurang menguntungkan," kata Michael kepada KONTAN, belum lama ini.
Selain akuisisi di luar Pulau Jawa, Royal Prima juga membidik pembangunan rumahsakit di Jawa. Perusahaan ini mulai menyiapkan kerjasama dengan kontraktor untuk proses pembangunan tersebut. Lokasi yang diincar antara lain di Tangerang, Cikarang, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta.
Melalui IPO, Royal Prima akan melepas sebanyak-banyaknya 2 miliar saham atau 47,71% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Dalam prospektus perusahaan, 40% dana IPO akan digunakan untuk mengakuisisi rumahsakit baru di Medan, Pekan Baru, Jambi, Tangerang, Bekasi, Cikarang, Jakarta, dan daerah lain yang potensial.
Lalu, sekitar 20% dana IPO akan digunakan untuk pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi komunikasi, demi meningkatkan kualitas layanan. Sementara itu, 20% lainnya akan digunakan untuk menambah lahan.
Lalu, sisa dana IPO akan digunakan untuk ekspansi rumahsakit yang telah ada. Misalnya dengan meningkatkan kapasitas tempat tidur, penambahan lantai bangunan, dan memperluas layanan spesialis.
Michael mengatakan, saat ini Royal Prima memiliki 1.100 tempat tidur yang berasal dari dua rumahsakit di Medan dan Jambi. Begitu akuisisi yang dilakukan tahun ini berjalan, Royal Prima bakal memiliki sekitar 1.600 tempat tidur. Kemudian pada 2020, jumlah tempat tidur ditargetkan mencapai 2.000 unit.
Dengan seluruh ekspansi tersebut, Michael berharap pendapatan dan laba bersih perusahaan di tahun ini bisa meningkat dua kali lipat. "Proyeksinya bisa naik sampai 100%," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News