Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Koreksi pasar saham dan obligasi pada akhir April lalu dimanfaatkan investor reksadana dengan menambah kepemilikan unit penyertaan. Manajer investasi (MI) juga disinyalir melihat peluang mengoleksi saham-saham kapitalisasi besar (big cap) di tengah koreksi tersebut.
Mengutip data resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per akhir April 2015, total dana kelolaan reksadana sebesar Rp 256,78 triliun dengan jumlah unit penyertaan sebesar 159,87 miliar. Per 15 Mei 2015, nilai dana kelolaan naik Rp 6,07 triliun atau 2,36% menjadi Rp 262,85 triliun dan unit penyertaan juga naik 1,35% menjadi 162,03 miliar hanya dalam waktu dua pekan.
Sedangkan sejak akhir tahun 2014, dana kelolaan telah tumbuh 8,81% dan unit penyertaan sebesar 13,53%. OJK mencatat jumlah dana kelolaan dan unit penyertaan termutakhir tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
Dari kenaikan dana kelolaan sebesar Rp 6,07 triliun tersebut, kenaikan terbesar terjadi pada jenis reksadana saham yang mencapai Rp 5,52 triliun atau naik 5,34% dibanding akhir April lalu menjadi Rp 108,85 triliun.
Direktur Infovesta Utama, Parto Kawito mengatakan ada andil kenaikan nilai aset dasar pada melonjaknya nilai dana kelolaan reksadana. Namun, lanjut Parto, dengan naiknya nilai unit penyertaan yang juga cukup signifikan ada indikasi investor lebih agresif masuk ke reksadana.
Menurutnya saat pasar terkoreksi akhir April lalu, manajer investasi (MI) dan Agen Penjual Efek Reksadana (APERD) terlihat sangat gencar mempromosikan ke investor untuk segera menambah saldo reksadana (top up). “MI bilang ke investor sekarang saat tepat untuk menambah unit penyertaan mumpung harga saham sedang murah,” ujar Parto.
Alhasil, kenaikan dana kelolaan reksadana saham pun naik cukup signifikan hanya dalam waktu dua minggu. Menurut Parto, saat itu MI juga melihat peluang untuk memoles kinerja reksadana saham dengan membeli efek saham big cap di harga murah, menggunakan dana segar dari investor yang melakukan top up. “Saham big cap dipilih karena MI paham betul saham-saham ini akan naik duluan jika pasar saham telah pulih,” ujar Parto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News