kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar reksadana Bahana Dana Likuid


Kamis, 21 Mei 2015 / 08:24 WIB
Menakar reksadana Bahana Dana Likuid
ILUSTRASI. Ucapan Hari Anti Korupsi Sedunia 2023.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Di saat pasar modal masih fluktuatif, reksadana pasar uang menjadi alternatif investor agar aset mereka tidak tergerus tajam. Salah satunya Bahana Dana Likuid, besutan PT Bahana TCW Investment Management.

Produk yang terbit sejak 16 April 2004 ini memiliki kebijakan investasi maksimal 100% penempatan aset di instrumen pasar uang yang jatuh tempo kurang dari setahun. Seperti, sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat utang negara (SUN), deposito, sertifikat deposito, atau transaksi repurchase agreements.

Selain itu, Bahana TCW bisa menempatkan jumlah tertentu dalam bentuk kas untuk keperluan penyelesaian transaksi efek, dan pemenuhan pembayaran kewajiban kepada pemegang unit penyertaan.

Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan, ssekitar 90% aset dasar Bahana Dana Likuid ditempatkan di deposito. Namun, komposisi tersebut bisa berubah sesuai kondisi pasar. "Kami melihat semua kemungkinan untuk mengoptimalkan return. Jika diperlukan, kami bisa memperpanjang durasi di obligasi," paparnya.

Tapi produk ini tidak luput dari risiko investasi. Misalnya, perubahan kondisi ekonomi dan politik, risiko berkurangnya nilai investasi, hingga risiko likuiditas dan risiko kredit. Dengan mengusung strategi konservatif, produk ini  mampu mencetak return  8,73% setahun per 19 Mei 2015. Lebih tinggi dibandingkan rata-rata return reksadana pasar uang (Infovesta Money Market Fund) yang hanya tumbuh 7,1% pada periode yang sama.

Soni mengakui sulit mempertahankan return reksadana ini. Tekanan di pasar modal terus menggerus harga obligasi yang menjadi aset dasar.  Lalu bunga deposito semakin kuncup. Alhasil, hingga tutup tahun ini, Soni memperkirakan Bahana Dana Likuid bisa membagikan return bersih 8%. "Ke depan, return lebih kecil dibanding saat ini," ungkapnya. Per 19 Mei 2015, nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) Bahana Dana Likuid Rp 1.170,47. Investor bisa mengoleksi dengan menyetor investasi awal minimal Rp 100.000. 

Pembelian dan penjualan kembali unit penyertaan tidak dipungut biaya. Namun, investor dikutip biaya manajer investasi maksimal 2% per annum dan jasa kustodian maksimal 0,2% per annum.

Pengamat pasar modal Desmon Silitonga menilai, produk ini sulit mencetak return tinggi. Pasalnya, perbankan besar terus memangkas bunga deposito. Selain itu, tahun ini Indonesia menghadapi risiko inflasi tinggi. Semakin tinggi inflasi, bunga riil deposito semakin tergerus. Ia menduga, produk ini akan mencetak return 8%-10% per tahun.

Analis Infovesta Utama Viliawati menyebutkan, rata-rata return reksadana pasar uang hingga akhir tahun ini 6%-7%. Penopangnya adalah  penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI rate  Februari lalu.

Secara umum suku bunga masih relatif tinggi. "Sehingga berpotensi menopang kinerja reksadana pasar uang," terang Viliawati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×