kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investor pemula, catat tips investasi dari CEO UOB Asset Management berikut


Minggu, 11 April 2021 / 07:00 WIB
Investor pemula, catat tips investasi dari CEO UOB Asset Management berikut


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah investor pasar saham dan reksadana melesat dalam setahun terakhir. Bahkan, dalam tiga bulan pertama tahun 2021, pertumbuhan jumlah investor pasar modal naik dua digit.

Artinya, banyak investor baru yang ada di Indonesia, baik itu yang sudah mengerti investasi atau yang sedang belajar berinvestasi. Tapi, pasar saham justru bergerak turun.

Sejak awal tahun, IHSG tercatat menguat 1,52%.  Tapi dalam sebulan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 3,10%, menurut data RTI.  

Berpengalaman lebih dari 15 tahun di dunia pengelolaan investasi, Ari Adil, Chief Executive Officer UOB Asset Management Indonesia memilih reksadana sebagai instrumen utama dalam membangun portofolio investasinya. "Reksadana adalah produk investasi yang powerfull karena dikelola oleh ahlinya, yaitu manajer investasi," kata Ari.  

Baca Juga: Kantongi izin dari OJK, IFG Life siap menerima polis Jiwasraya mulai Juni 2021

Selain itu, Ari menyukai instrumen reksadana karena bisa berinvestasi mulai dari modal awal yang sangat terjangkau. Dalam membangun portofolio melalui reksadana, Ari menerapkan strategi dollar cost averaging atawa strategi investasi secara rutin di setiap periode. Menurut Ari, strategi tersebut ampuh untuk memaksimalkan imbal hasil di reksadana.

Ari memberi tips bagi investor pemula. Cermati tips berikut ini:

1. Kenali Profil Risiko

Saat pertama kali ingin berinvestasi baiknya investor kenali dulu profil risiko masing-masing. Jika investor sudah mengetahui lebih dulu mengenai seluk beluk dunia investasi maka investor tersebut berkemungkinan memiliki profil risiko tinggi (agresif).

Sebaliknya, jika investor pemula dan tidak mengerti dunia investasi maka profil investasinya adalah moderat. "Profil risiko harus disesuaikan ini kunci dalam membangun portofolio investasi," kata Ari. 

Baca Juga: Ini daftar 10 Manajer Investasi dengan dana kelolaan terbesar hingga kuartal I-2021

2. Tetapkan tujuan/jangka waktu investasi

Setelah mengetahui profil risiko investasi, investor bisa menetapkan tujuan investasi untuk jangka pendek, menengah atau panjang. Misalnya saja, Ari mengalokasikan 50% dana investasi di reksadana saham untuk keperluan dana dalam jangka panjang. Ari juga memiliki porsi 10% di saham guna keperluan jangka panjang.

Untuk memenuhi kebutuhan jangka menengah Ari mengalokasikan 20% di Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Sementara, kebutuhan jangka pendek ia tempatkan 20% di reksadana pasar uang. 

Baca Juga: Filosofi Perencanaan Keuangan dan Investasi

3. Pilih instrumen investasi yang sesuai

Reksadana saham dan saham merupakan instrumen investasi dengan risiko yang tinggi sehingga sebaiknya dipegang dalam jangka panjang. Lihat saja IHSG yang naik 1,52% sejak awal tahun, mencatat penurunan 6,48% dalam tiga tahun terakhir. Tapi, IHSG menguat 32,38% dalam lima tahun terakhir.

Ari tertarik membeli SBN ritel karena dapat memudahkan dia untuk mengelola dana investasi secara lump sum atawa menyetor sejumlah dana besar di awal investasi. Biasanya Ari selalu memegang SBN hingga jatuh tempo dan tidak dia jual belikan (trading).

SBN ritel merupakan instrumen dengan risiko rendah karena diterbitkan oleh pemerintah. Reksadana pasar uang juga termasuk instrumen investasi dengan risiko rendah. Reksadana ini memiliki dana yang ditempatkan di deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), atau Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang merupakan SBN jangka waktu kurang dari satu tahun.

Sementara contoh instrumen investasi dengan risiko moderat adalah surat utang (obligasi dan sukuk), serta reksadana dengan aset surat utang yakni reksadana pendapatan tetap. Tentu saja investor harus memperhatikan rating surat utang ini.

Baca Juga: Hai milenial, ingin sukses berinvestasi? Simak tipsnya

4. Evaluasi

Setelah mengenali profil risiko dan mengetahui tujuan investasi, Ari mengatakan investor juga penting melakukan evaluasi. "Pedoman investasi saya adalah read, learning, dan evaluate," kata Ari. 

Setiap memutuskan untuk membeli instrumen investasi, Ari mengatakan investor harus baca dan gali informasi mengenai aset tersebut. Evaluasi penting dilakukan untuk menyesuaikan kembali dengan kebutuhan likuiditas.

Penting juga investor jeli dalam mendapat nasihat investasi. "Jangan sampai investor mendapat arahan investasi yang tidak tepat, oleh karena itu evaluasi penting dilakukan," kata Ari. 

Baca Juga: Susah mengatur keuangan dengan baik? Warren Buffett punya tips yang ampuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×