kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Investor asing beli bersih dalam dua hari terakhir, bagaimana selanjutnya?


Jumat, 27 Maret 2020 / 19:41 WIB
Investor asing beli bersih dalam dua hari terakhir, bagaimana selanjutnya?
ILUSTRASI. Warga memotret layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/3/2020). Pada perdagangan Jumat (27/3) investor asing melanjutkan aksi beli bersih saham (net buy) hingga Rp 221,32 miliar


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Jumat (27/3)  investor asing melanjutkan aksi beli bersih saham (net buy) hingga Rp 221,32 miliar. Net buy ini menyusul aksi beli bersih Rp 662,26 miliar pada Kamis (26/3).

Aksi net buy selama dua hari ini terjadi setelah sejak awal tahun investor asing cenderung mencatatkan aksi jual bersih saham atau net sell. Asal tahu saja, selama sepekan terakhir asing masih mencatatkan net sell hingga Rp 505,09 miliar. Terhitung sejak awal tahun, IHSG mencatatkan net sell Rp 9,96 triliun.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengamati investor asing kembali masuk ke pasar  karena harga saham-saham memang sudah terdiskon. Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga sudah terkoreksi begitu dalam. IHSG masih tercatat turun 27,84% secara year to date.

"Secara teknikal indeks sempat breakdown support 4.033 dan setelah itu tidak jadi atau biasa disebut false breakdown," jelas Sukarno kepada Kontan.co.id, Jumat (27/3). Selain faktor teknikal, Sukarno melihat adanya insentif dari pemerintah untuk perusahaan yang terkena dampak penyebaran Covid-19 menjadi setimen pendorong lainnya.

Baca Juga: Penguatan IHSG dua hari ini dinilai hanya euforia

Dari global, pasar tampak lebih percaya diri karena stimulus yang diberikan memicu penguatan jangka pendek. Pada penutupan pedagangan Kamis (27/3), indeks Dow Jones terlihat masih menghijau hingga 6,38%.

Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengamati, sentimen global menjadi pendorong pasar yang menghijau. Quantitative easing (QE) versi ketiga yang dilakukan oleh The Fed dengan pembelian obligasi korporasi, US Treasury dan efek beragun KPR memberikan kelonggaran likuiditas dolar AS di pasar.

Walaupun investor asing sudah mencatatkan net buy selama dua hari, Janson melihat selama bursa berada di bawah level 5.350, IHSG masih rentan untuk terkoreksi terkoreksi hingga di bawah 4.000. Ini karena penyesuaian PER. "Untuk merefleksikan penurunan EPS growth yang sebesar 30% hingga 50%," kata Janson.

Baca Juga: Penguatan IHSG selama dua hari berturut-turut diprediksi hanya sementara saja

Hal serupa disampaikan oleh Sukarno, dia melihat aksi net buy ini hanya sesaat. Sebab sentimen-sentimen pendorongnya bersifat jangka pendek. Sementara penyebaran Covid-19 yang menjadi pemberat utama terus meluas dan masih mengkhawatirkan pasar.

Bagi investor yang ingin masuk pasar saat ini, mereka bisa menggunakan strategi fast trade atau trading supaya meminimalisir risiko. Sukarno menambahkan, investor juga perlu memantau pergerakan rupiah. Jika rupiah kembali melemah maka membahayakan bagi pergerakan IHSG.

Jika IHSG gagal menguji level tertinggi hari ini pada perdagangan Senin nanti, Kemungkinan IHSG akan berbalik melemah. Adapun level high hari ini berada di 4.697.

"Gunakan strategi trading buy saja atau jika memang strategi investasi dalam jangka panjang sudah bisa cicil buy. Karena mayoritas sudah diskon, " kata Sukarno. Dia menambahkan untuk saham-saham yang dibeli maupun dilepas asing selama sepekan terkahir sama-sama menarik.

Baca Juga: IHSG menguat 8,36% dalam sepekan ke 4.545,57

Asal tahu saja, berdasar data RTI Business, saham-saham yang diminati asing selama sepekan terakhir ada BBCA, BMRI, ADRO, BSDE, dan MNCN. Sementara saham yang banyak di lepas asing seperti BBNI, ASII, CTRA, KLBF, dan UNTR.

Sementara itu, di tengah kondisi yang masih rawan koreksi, Jason melihat  saham-sajam yang mempunyai balance sheet atau neraca keuangan yang kuat lebih menarik. Dengan kata lain, emiten yang memiliki cash reserve besar dan minim utang. "Jadi dalam hal ini, prefer BBCA, UNVR, dan INDF," imbuh Janson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×