kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguatan IHSG selama dua hari berturut-turut diprediksi hanya sementara saja


Jumat, 27 Maret 2020 / 18:18 WIB
Penguatan IHSG selama dua hari berturut-turut diprediksi hanya sementara saja
ILUSTRASI. Petugas keamanan mengenakan masker berjaga di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Kamis (26/3). IHSG masih melemah 27,84% sejak awal tahun.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari ini terus menguat. Pada Kamis (26/3), IHSG ditutup menguat 10,19% ke level 4.338,9 dan hari ini (27/3) ditutup menguat 4,76% ke level 4.545,47.

Kondisi tersebut mencerminkan dalam satu pekan IHSG menguat 8,36%, tapi masih melemah 27,84% bila dihitung sejak awal tahun (year to date).

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, penguatan IHSG didorong oleh sentimen eksternal yaitu mengekor pergerakan indeks bursa Amerika Serikat (AS) Dow Jones Industrial Average yang telah menguat sejak Selasa (24/3).

Saat pasar dalam negeri libur Hari Raya Nyepi, Dow Jones melonjak 11,37% ke level 20.704,91, lonjakan tertinggi sejak 1933. Penguatan tersebut terjadi dalam tiga hari, di mana pada Kamis (26/3) Dow Jones menguat 6,4% ke level 22.552,17. Menandakan dalam tiga hari tersebut DJIA mengalami lonjakan tertinggi sejak 1931. Selama tiga hari terakhir, DJIA naik lebih dari 20%.

Baca Juga: IHSG menguat 8,36% dalam sepekan ke 4.545,57

"Dow Jones naik karena Senat mereka menyepakati stimulus US$ 2 triliun dan The Fed melakukan quantitive easing yang juga positif bagi pasar karena menambah likuiditas. Konsekuensi dari dua kebijakan itu menyebabkan nilai tukar dolar AS melemah sehingga rupiah menguat, ini juga positif bagi pasar kita," kata Hans saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (27/3).

Sentimen positif tersebut terbilang cukup kuat mengingat Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran melonjak menjadi 3,28 juta. Angka tersebut melampaui puncak data saat Great Recession tahun 2007-2009 yang mencapai 665.000. "Pelaku pasar mengesampingkan data itu dan berpendapat karena datanya jelek maka stimulus yang akan digelontorkan oleh AS makin besar," imbuhnya.

Sedangkan dari dalam negeri, Hans melihat belum ada sentimen yang cukup kuat untuk membuat IHSG terus rebound. Sebab pasar masih terus dibayangi kekhawatiran soal penyebaran Covid-19 yang bisa menyebabkan ekonomi bisa berujung pada resesi. Sebagai pengingat saja, pemerintah Indonesia telah menggelontorkan anggaran mencapai Rp 158,2 triliun melalui dua paket stimulus beberapa pekan lalu.

Baca Juga: OJK klaim stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga di tengah wabah corona

"Kita positif saja pemerintah mengalokasikan banyak dana untuk menghadapi corona. Tetapi emang harus ada upaya lebih lagi, dan masyarakat lebih patuh lagi supaya penyebaran bisa ditanggulangi," ujar dia.

Hans memprediksi dalam dua hari perdagangan terakhir di di kuartal I-2020 ini IHSG masih berpotensi terkoreksi. Di akhir kuartal I-2020 dia memprediksi IHSG ditutup di level 4.200-4.300. Prediksi ini sejalan dengan virus corona yang masih akan belum berakhir mengingat angka kasus di AS sudah lebih tinggi daripada Tiongkok dan angka kematian di Italia masih cukup tinggi. Sedangkan per Jumat (27/3) jumlah kasus corona di Indonesia mencapai 1.046 orang dengan 87 orang meninggal dan 46 sembuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×