kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jelang Rilis Data Inflasi AS, Rupiah Diprediksi Menguat pada Jumat (12/1)


Kamis, 11 Januari 2024 / 18:50 WIB
Jelang Rilis Data Inflasi AS, Rupiah Diprediksi Menguat pada Jumat (12/1)
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup menguat jelang data inflasi AS. Di pasar spot, rupiah ditutup pada level Rp 15.549 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,13%.  Sementara di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,06% ke Rp 15.558 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan terapresiasinya rupiah sejalan dengan perubahan stance dari salah satu pejabat the Fed.  Presiden the Fed New York, John Williams, menyatakan bahwa level suku bunga saat ini sudah cukup untuk mendorong tingkat inflasi ke level 2%.

"Perubahan tersebut memberikan sinyal bahwa semakin banyak pejabat the Fed yang mengubah stance-nya menjadi cenderung dovish," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/1).

Untuk besok, Josua menilai pergerakan rupiah akan bergantung pada hasil inflasi AS. Ia memperkirakan rupiah cenderung akan mengalami penguatan pada perdagangan esok hari.

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,13% ke Rp 15.549 Per Dolar AS Pada Kamis (11/1)

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong turut berpandangan, penurunan inflasi diharapkan akan membuka jalan bagi the Fed menurunkan suku bunga yang tinggi. Hal ini akan meredakan tekanan pada BI yang selama ini mencoba mengimbangi langkah the Fed.

"Penurunan suku bunga akan membawa perekonominan lebih baik, memicu sentimen risk on yang mana akan menguntungkan aset serta mata uang berisiko, begitu pula sebaliknya," jelasnya.

Selain data inflasi, investor juga menantikan data ekonomi dari China yaitu data perdagangan dan inflasi besok pagi. Ia pun memperkirakan rupiah berpotensi menguat apabila hasil rilis data perdagangan China yang diperkirakan membaik, sesuai atau lebih baik dari perkiraan.

Lukman memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 15.450 - Rp 15.600 per dolar AS. Sementara Josua memperkirakan rupiah di kisaran Rp 15.500 - Rp 15.600 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×