kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Intip Pendapat Analis Terkait Capres Favorit Pasar Modal


Rabu, 31 Januari 2024 / 20:58 WIB
Intip Pendapat Analis Terkait Capres Favorit Pasar Modal
ILUSTRASI. Karyawan berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksanaa Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 tinggal menghitung hari. Prediksi pasangan calon presiden dan wakil presiden favorit pasar modal semakin ramai diperbincangkan.

Asal tahu saja, Pilpres 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden. Paslon 1 adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Paslon 2 adalah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Paslon 3 adalah Ganjar Pranowo-Mahfud MD. 

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan bahwa sulit untuk menentukan konsensus pilihan pasar modal terhadap Pilpres. Menurutnya, terdapat perbedaan jargon antara perubahan dan keberlanjutan. Jargon "keberlanjutan" cendrung memberikan risiko ketidakpastian yang lebih rendah karena relatif lebih dapat diprediksi dibandingkan jargon "perubahan".

Baca Juga: Sektor Konsumer dan Perbankan Diramal Bakal Unggul Selama Pemilu, Ini Rekomendasinya

"Faktor terbesar ekspektasi pasar terhadap event Pilpres bukan kepada siapa kandidat yang dijagokan, karena masing-masing substansi program kandidat punya arah yang sama yaitu mengkapanyekan pasar modal yang lebih baik ke depan begitu juga untuk pertumbuhan ekonomi ke depan dan iklim usaha yang lebih baik," kata Alfred kepada Kontan.co.id, Rabu (31/1).

Namun, faktor terbesarnya adalah bahwa Pilpres berjalan dengan kondusif dengan stabilitas politik pasca Pemilu tetap stabil. Alfred bilang, tidak ada preferensi khusus atau pertimbangan kelayakan antar paslon. 

"Apalagi ke tiga calon adalah calon yang belum pernah menjadi Presiden sehingga track record kepemimpinannya hanya bisa dilihat dari posisi sebelumnya yang tidak memiliki eksposur kuat terhadap permasalahan ekonomi nasional, sehingga masih sulit mengukur kepemimpinan ekonomi secara nasionalnya," tuturnya.

Menurutnya Capres 1 punya tagline perubahan yang berbeda dengan Paslon 2 dan Paslon 3 yang hanya melanjutkan. Perubahan tersebut dinilai lebih besar ketidakpastiannya daripada yang hanya ingin melanjutkan, karena "melanjutkan" lebih mudah diprediksi terkait arah kebijakan pemerintah ke depan. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham yang Diramal Moncer Selama Rangkaian Pemilu 2024

Lebih lanjut, Alfred melihat Paslon 2 adalah representasi Jokowi yang merupakan Presiden dua priode sebelumnya. Pada dua periode sebelumnya yang dimenangkan oleh Joko Widodo, IHSG merespon positif terhadap hasil Pilpres tersebut meskipun sifatnya sementara.

"Dan perlu menjadi catatan, Jokowi punya presepsi yang kuat terhadap sektor infrastruktur, sehingga imbas terhadap sektor infrastruktur cukup terlihat saat itu," lanjut dia.

Pada pilpres 2014, IHSG di bulan Juli 2014 saat hasil rekapitulasi diumumkan naik 4%. Pada Pilpres 2019 hasil rekapitulasi di bulan Mei 2019 IHSG terkoreksi karena adanya gugatan terhadap hasil dan begitu sudah diputuskan IHSG di bulan Juni menguat 2,4%.

"Prediksi saya pengaruh hasil Pilpres kali ini terhadap IHSG akan kecil atau rendah meskipun ini Pilpres kali ini menghasil pemerintah yang baru. IHSG cendrung lebih responsif terhadap potensi sentimen negatif dari Pilpres," tegasnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×