CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Instrumen obligasi makin menarik, saham bisa dilirik di semester kedua


Sabtu, 15 Februari 2020 / 08:00 WIB
Instrumen obligasi makin menarik, saham bisa dilirik di semester kedua


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak cobaan di awal tahun, pelaku pasar masih optimistis terhadap prospek ke depan. Beberapa manager investasi (MI) berharap kondisi pasar akan lebih baik pada semester kedua tahun ini. Instrumen obligasi diramal bakal menjadi pendorong kinerja industri tahun ini.

CEO Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi menilai, kondisi industri reksadana saat ini memberikan kesempatan bagus bagi investor untuk kembali masuk. Khususnya, ketika terjadi penurunan di pasar saham, potensi rebound ke depan akan selalu terbuka.

"Memang kalau kita lihat sentimen virus corona akan akan memberikan beberapa dampak ke pasar, namun sentimen ini sudah mulai mereda," kata Michael, Jumat (14/2).

Baca Juga: Rekening efek diblokir, AMII: Tidak berdampak sistemik

Untuk itu, dia masih optimistis terhadap prospek industri pasar modal ke depan. Apalagi defisit perdagangan dinilai sudah lebih baik dari sebelumnya, seiring penurunan harga minyak dan menguntungkan bagi aktivitas impor tahun ini. Sementara itu, aktivitas ekspor membaik dengan kenaikan harga CPO, batubara dan disertai dengan penguatan rupiah.

Dari berbagai instrumen investasi, Michael meyakini prospek obligasi ke depan akan lebih positif dibandingkan tahun lalu, sejalan dengan upaya negara-negara besar seperti China dan Jepang untuk terus menggenjot pertumbuhan ekonomi. Ditambah lagi, tren penurunan suku bunga masih akan berlanjut tahun ini dan bakal menjadi penambah daya tarik obligasi. "Obligasi itu bagus dan saya kira akan berlanjut percaya obligasi. Balanced, it's a good opportunity," ucapnya.

Baca Juga: IHSG turun 2,21% sepekan, analis prediksi rebound teknikal pekan depan

Adapun untuk prospek saham di tahun ini Michael menilai realisasi omnibus law bakal menjadi trigger yang positif bagi kinerja saham dan investor. Kebijakan tersebut juga diharapkan bakal mendorong foreign direct investment (FDI). "Obligasi masih tetap positif, mungkin kalau pasar uang interest rate akan diturunin. Balanced (campuran) oke, equity (saham) mungkin berikan kesempatan di semester kedua tahun ini," kata Michael.

Sementara itu, President Direktur Phillip Sekuritas Indonesia Daniel Tedja mengaku lebih berhati-hati dalam menanggapi kondisi pasar modal ke depan. Fokus pelaku pasar mengacu pada sentimen global seperti perkembangan virus corona. "Dari domestik, masih tentang investor dan tingkat literasi dan edukasi investor perlu lebih didorong," jelas Daniel kepada Kontan.co.id, Jumat (14/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×