kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.413   -9,00   -0,05%
  • IDX 7.515   50,54   0,68%
  • KOMPAS100 1.061   11,17   1,06%
  • LQ45 796   8,47   1,07%
  • ISSI 254   0,53   0,21%
  • IDX30 415   3,38   0,82%
  • IDXHIDIV20 474   3,64   0,77%
  • IDX80 120   1,18   1,00%
  • IDXV30 124   1,05   0,86%
  • IDXQ30 133   1,29   0,98%

Insentif PPN Rumah Diperpanjang, Cermati Rekomendasi Saham Emiten Properti


Minggu, 03 Agustus 2025 / 14:30 WIB
Insentif PPN Rumah Diperpanjang, Cermati Rekomendasi Saham Emiten Properti
ILUSTRASI. Pembangunan properti di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/6).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

Meski begitu, Tristan menyebut, kekuatan daya beli masyarakat masih menjadi masalah utama sektor properti. Liza juga melihat harga tanah yang tinggi dan likuiditas yang ketat menjadi hambatan utama permintaan pasar. 

Selain faktor tersebut, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menjelaskan, tantangan lain yang juga cukup signifikan adalah tingginya biaya konstruksi dan material, yang dapat menekan margin pengembang. 

Di saat yang sama, meskipun suku bunga acuan sudah relatif stabil, bank-bank masih cukup selektif dalam menyalurkan kredit untuk sektor properti. Khususnya di proyek-proyek komersial dan high-rise. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten Properti yang Baru Tebar Dividen

Ketidakpastian arah kebijakan fiskal pasca transisi pemerintahan juga menjadi perhatian. Karena berpotensi mempengaruhi kelanjutan insentif dan proyek infrastruktur yang menopang sektor properti.

“Arah kebijakan tata ruang dan infrastruktur dari pemerintahan baru juga akan turut memengaruhi sentimen investor dan konsumen,” terang Ekky kepada Kontan, Jumat (1/8). 

Tristan, Liza, dan Ekky menilai sentimen suku bunga Bank Indonesia merupakan salah satu hal yang perlu terus dicermati untuk melihat prospek sektor properti ke depan. 

Baca Juga: Dividen Emiten Properti Landai, Simak Prospek dan Rekomendasi Sahamnya

Tristan merekomendasikan buy on weakness PWON dan SMRA dengan target harga masing – masing Rp 368 hingga Rp 370 per saham dan Rp 428 - Rp 430 per saham. 

Liza merekomendasikan speculative buy CTRA, PWON, dan BSDE dengan target harga masing – masing Rp 970 – Rp 1.000 per saham, Rp 375 per saham, dan Rp 860 per saham. Sementara Ekky merekomendasikan buy SMRA dengan target harga Rp 500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×