kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.413   0,00   0,00%
  • IDX 7.515   50,54   0,68%
  • KOMPAS100 1.061   11,17   1,06%
  • LQ45 796   8,47   1,07%
  • ISSI 254   0,53   0,21%
  • IDX30 415   3,38   0,82%
  • IDXHIDIV20 474   3,64   0,77%
  • IDX80 120   1,18   1,00%
  • IDXV30 124   1,05   0,86%
  • IDXQ30 133   1,29   0,98%

Insentif PPN Rumah Diperpanjang, Cermati Rekomendasi Saham Emiten Properti


Minggu, 03 Agustus 2025 / 14:30 WIB
Insentif PPN Rumah Diperpanjang, Cermati Rekomendasi Saham Emiten Properti
ILUSTRASI. Pembangunan properti di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/6).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) 100% untuk sektor properti hingga akhir tahun 2025.

Kebijakan ini diyakini menjadi katalis pendorong kinerja emiten properti di semester II – 2025. 

Berdasarkan capaian pada semester I – 2025, kinerja emiten properti tercatat variatif. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan kenaikan pendapatan dan laba. 

Baca Juga: Kinerja Diproyeksi Tertekan, Simak Rekomendasi Saham Emiten Properti PANI dan CBDK

CTRA membukukan pendapatan Rp 5,88 triliun atau naik 16,76% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba CTRA juga naik 20,01% menjadi Rp 1,23 triliun. Sedangkan PWON mencatat pendapatan Rp 3,37 triliun (naik 3,44%) dan laba Rp 1,13 triliun (naik 34,22%). 

Sementara PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mencatat pendapatan Rp 6,39 triliun (turun 13,01%) dan laba Rp 1,28 triliun (turun 44,79%). 

 

Adapun, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) belum menyampaikan laporan kinerja keuangan semester I – 2025 karena akan dilakukan audit terlebih dahulu. Alasan dilakukannya audit atas laporan keuangan terkait dengan aksi korporasi yang direncanakan perseroan. 

Laporan keuangan SMRA semester I – 2025 rencananya akan disampaikan paling lambat 30 September 2025. Hal itu telah disampaikan SMRA kepada OJK dan BEI dalam suratnya tertanggal 31 Juli 2025. 

Baca Juga: Kinerja Masih Berat, Cek Rekomendasi Saham Emiten Properti Milik Aguan: PANI & CBDK

Dari sisi pendapatan prapenjualan atau marketing sales, BSDE dan SMRA membukukan kenaikan marketing sales pada semester I – 2025. BSDE mencatat marketing sales Rp 5,08 triliun (naik 5%) dan marketing sales SMRA sebesar Rp 2,2 triliun (naik 27,83%). 

Sedangkan, marketing sales CTRA Rp 4,2 triliun (turun 30,92%) dan marketing sales PWON Rp 603 miliar (turun 22%). 

Untuk mendongkrak sektor properti, pemerintah resmi memperpanjang insentif PPN DTP 100% sampai Desember 2025. Bank Indonesia (BI) juga belum lama ini telah menurunkan suku bunga acuan ke level 5,25%. 

Tristan Elfan Zulvanian, Research Analyst Henan Sekuritas mengatakan, diturunkannya suku bunga acuan diharapkan dapat memperkuat daya beli masyarakat sehingga mendorong permintaan KPR yang hingga kini masih cenderung melandai. 

Baca Juga: Emiten Properti Berharap dari Segmen Pendapatan Berulang

Sementara insentif PPN DTP memiliki peran penting dalam mendongkrak kinerja sektor properti, khususnya pada penjualan segmen rumah tapak kecil. 

“Dengan kombinasi kedua kebijakan tersebut, kami menilai bahwa potensi pemulihan kinerja emiten properti masih terbuka pada tahun ini,” ujar Tristan kepada Kontan, Jumat (1/8). 

Liza Camelia, Head Riset Kiwoom Sekuritas memperkirakan segmen residensial mengambil peran utama sebagai driver pertumbuhan. Sementara pendapatan berulang dari komersial dan mal dominan pada semester I. 

Baca Juga: Kinerja Emiten Properti Ditopang Pendapatan Berulang, Simak Rekomendasi Analis

“Tren segmen properti lain seperti data center, pergudangan, co-living, dan green property berpotensi tumbuh positif meskipun residensial menengah ke atas stagnan,” ucap Liza kepada Kontan, Jumat (1/8). 

Meski begitu, Tristan menyebut, kekuatan daya beli masyarakat masih menjadi masalah utama sektor properti. Liza juga melihat harga tanah yang tinggi dan likuiditas yang ketat menjadi hambatan utama permintaan pasar. 

Selain faktor tersebut, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menjelaskan, tantangan lain yang juga cukup signifikan adalah tingginya biaya konstruksi dan material, yang dapat menekan margin pengembang. 

Di saat yang sama, meskipun suku bunga acuan sudah relatif stabil, bank-bank masih cukup selektif dalam menyalurkan kredit untuk sektor properti. Khususnya di proyek-proyek komersial dan high-rise. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten Properti yang Baru Tebar Dividen

Ketidakpastian arah kebijakan fiskal pasca transisi pemerintahan juga menjadi perhatian. Karena berpotensi mempengaruhi kelanjutan insentif dan proyek infrastruktur yang menopang sektor properti.

“Arah kebijakan tata ruang dan infrastruktur dari pemerintahan baru juga akan turut memengaruhi sentimen investor dan konsumen,” terang Ekky kepada Kontan, Jumat (1/8). 

Tristan, Liza, dan Ekky menilai sentimen suku bunga Bank Indonesia merupakan salah satu hal yang perlu terus dicermati untuk melihat prospek sektor properti ke depan. 

Baca Juga: Dividen Emiten Properti Landai, Simak Prospek dan Rekomendasi Sahamnya

Tristan merekomendasikan buy on weakness PWON dan SMRA dengan target harga masing – masing Rp 368 hingga Rp 370 per saham dan Rp 428 - Rp 430 per saham. 

Liza merekomendasikan speculative buy CTRA, PWON, dan BSDE dengan target harga masing – masing Rp 970 – Rp 1.000 per saham, Rp 375 per saham, dan Rp 860 per saham. Sementara Ekky merekomendasikan buy SMRA dengan target harga Rp 500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×