kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sentimen yang mempengaruhi penguatan bursa saham global sepanjang April 2020


Minggu, 03 Mei 2020 / 11:55 WIB
Ini sentimen yang mempengaruhi penguatan bursa saham global sepanjang April 2020
ILUSTRASI. Bursa saham global bergerak menguat sepanjang bulan April lalu


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama April 2020, mayoritas bursa saham global tak terkecuali Asia mampu menguat. Dalam satu bulan IHSG menguat 3,91% ke level 4.764,4.

Sementara itu, Nikkei 225 naik 6,75% ke level 20.193,69 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) melaju 11,08% dalam satu bulan ke level 24.345,72. Setali tiga uang, indeks bursa saham London FTSE 100 juga menguat 4,04% ke level 5.901,21.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, penguatan bursa saham di seluruh dunia didukung oleh sentimen positif pelonggaran kebijakan penguncian atawa lockdown di sejumlah negara Eropa seperti Italia, Jerman, Spanyol dan Belanda. 

Baca Juga: Bursa Global berada di zona hijau sepanjang April, bagaimana posisi IHSG?

Rencananya, Italia dan Jerman akan mulai pelonggaran mulai Senin (4/5), Belanda pada 11 Mei 2020 dan Spanyol pada akhir Juni 2020. Sementara itu, di Amerika Serikat (AS) sendiri, setidaknya ada 16 negara bagian yang sudah dan sedang berencana memulai kembali aktivitas bisnisnya seperti Alaska, Georgia, Tennesse dan Texas.

Sentimen positif semakin bertambah setelah Uni Eropa, berencana membuat joint-fund dan akan mempertimbangkan quantitative easing (QE) yaitu memperluas program pembelian obligasi senilai € 750 miliar. 

"Sesudah itu seluruh dunia kasus Covid-19 sudah mulai menurun, mulai dari menurunnya jumlah kasus baru hingga angka kematian. Ini yang mendorong pasar bergerak naik ke atas," jelas Hans kepada Kontan.co.id, Jumat (1/5). 

Penguatan sejumlah bursa saham di pekan lalu juga dinilai Hans sebagai dampak dari hasil uji coba Gilead Sciences untuk obat virus corona yang menunjukkan setidaknya 50% pasien yang diobati dengan remdesivir selama lima hari membaik dan lebih dari setengahnya setelah dua pekan bisa keluar dari rumah sakit. 

Bila obat Covid-19 dapat ditemukan, maka pemulihan ekonomi dunia akan lebih cepat dan mendorong pasar keuangan termasuk bursa saham naik. Dus, perkembangan penelitian Gilead Sciences masih akan mempengaruhi pergerakan pasar pada Mei 2020 ini. 

Di pekan awal Mei 2020, bursa dunia akan diwarnai sentimen positif karena harga minyak mulai rebound. Terlebih mulai Jumat (1/5), anggota OPEC+ sudah mulai mengurangi produksi sehingga mendorong harga minyak mentah naik. 

Baca Juga: IHSG menguat 3,91% di bulan lalu, bagaimana pergerakannya di bulan Mei ini?

Katalis tambahan bagi bursa saham juga datang dari Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga pada batas mendekati nol dan akan mempertahankan sikap agresif selama ekonomi masih membutuhkan stimulus. 

Namun, Hans juga memberi catatan adanya sentimen negatif yang dapat menggerus bursa saham. Salah satunya datang dari data laporan keuangan kuartalan. Sejauh ini sudah ada 236 perusahaan di indeks S&P 500 yang melaporkan kinerja kuartalannya. Menurut Refinitif, konsensus analis memprediksi agregat laba S&P 500 akan tuurun 14,4% secara tahunan. 

Sedangkan untuk IHSG, penguatan cenderung terbatas karena masih adanya net sell asing. Berdasarkan RTI, net sell mencapai Rp 8,75 triliun di seluruh pasar. 

Net sell asing ini didorong oleh kekhawatiran mereka terhadap cara pemerintah Indonesia menanggulangi Covid-19. Dalam hal ini kebijakan moneter quantitative easing (QE) Bank Indonesia (BI) dan restrukturisasi kredit perbankan yang dilakukan oleh OJK, yang dinilai cukup baik, masih belum mampu menahan net sell asing.

Baca Juga: Ditopang eksternal dan internal, IHSG diprediksi lanjutkan penguatan di awal pekan  

"PSBB terlalu longgar dan jumlah tes kasus baru juga rendah sekali jauh di bawah negara-negara lain," imbuhnya. 

Dus, Hans memprediksi IHSG selama Mei 2020 konsolidasi melemah di kisaran 4.317 - 4.975. Namun pergerakannya akan dipengaruhi soal obat Covid-19, apabila terbukti bisa menyembuhkan Covid-19 maka pasar akan rally. Selaun itu, pasar juga akan mencermati apakah kasus Covid-19 meningkat atau tidak seiring dengan pembukaan lockdown di beberapa negara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×