Reporter: Benedicta Prima | Editor: Anna Suci Perwitasari
Penguatan sejumlah bursa saham di pekan lalu juga dinilai Hans sebagai dampak dari hasil uji coba Gilead Sciences untuk obat virus corona yang menunjukkan setidaknya 50% pasien yang diobati dengan remdesivir selama lima hari membaik dan lebih dari setengahnya setelah dua pekan bisa keluar dari rumah sakit.
Bila obat Covid-19 dapat ditemukan, maka pemulihan ekonomi dunia akan lebih cepat dan mendorong pasar keuangan termasuk bursa saham naik. Dus, perkembangan penelitian Gilead Sciences masih akan mempengaruhi pergerakan pasar pada Mei 2020 ini.
Di pekan awal Mei 2020, bursa dunia akan diwarnai sentimen positif karena harga minyak mulai rebound. Terlebih mulai Jumat (1/5), anggota OPEC+ sudah mulai mengurangi produksi sehingga mendorong harga minyak mentah naik.
Baca Juga: IHSG menguat 3,91% di bulan lalu, bagaimana pergerakannya di bulan Mei ini?
Katalis tambahan bagi bursa saham juga datang dari Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga pada batas mendekati nol dan akan mempertahankan sikap agresif selama ekonomi masih membutuhkan stimulus.
Namun, Hans juga memberi catatan adanya sentimen negatif yang dapat menggerus bursa saham. Salah satunya datang dari data laporan keuangan kuartalan. Sejauh ini sudah ada 236 perusahaan di indeks S&P 500 yang melaporkan kinerja kuartalannya. Menurut Refinitif, konsensus analis memprediksi agregat laba S&P 500 akan tuurun 14,4% secara tahunan.