kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.918.000   12.000   0,63%
  • USD/IDR 16.395   6,00   0,04%
  • IDX 7.550   -68,02   -0,89%
  • KOMPAS100 1.058   -6,27   -0,59%
  • LQ45 798   -6,91   -0,86%
  • ISSI 255   -0,71   -0,28%
  • IDX30 413   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 473   -3,89   -0,82%
  • IDX80 120   -0,65   -0,54%
  • IDXV30 124   0,66   0,54%
  • IDXQ30 131   -1,42   -1,07%

Pasar Kripto Waspada Jelang Keputusan The Fed, Investor Lakukan Profit Taking


Rabu, 30 Juli 2025 / 07:50 WIB
Pasar Kripto Waspada Jelang Keputusan The Fed, Investor Lakukan Profit Taking
ILUSTRASI. Kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) memicu aksi ambil untung di pasar aset berisiko, termasuk kripto.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTAPasar kripto global was-was seiring meningkatnya ketidakpastian arah suku bunga acuan menjelang hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung 29–30 Juli 2025 waktu AS.

Asumsi pemangkasan suku bunga sempat mencuat, tapi meredup setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) di bulan Juni 2025 menunjukkan kenaikan lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Analis Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, kenaikan harga barang konsumsi yang turut dipengaruhi tarif impor era Donald Trump membuat konsumen AS tertekan dan memicu aksi ambil untung di pasar aset berisiko, termasuk kripto.

“Aksi profit taking mulai mewarnai setiap reli yang ada, tidak hanya pada Bitcoin, tetapi juga pada ETH,” ujar Fahmi dalam keterangan resmi, Selasa (29/7/2025).

Baca Juga: Bitcoin Diprediksi Tembus US$160.000 pada Kuartal IV, Mengikuti Pola Kenaikan Emas

Fahmi menyebut, kunjungan Presiden AS Donald Trump ke markas Federal Reserve (The Fed) pada 24 Juli lalu ikut menambah ketidakpastian pasar.

Meski Trump mendesak penurunan suku bunga, Ketua The Fed Jerome Powell tetap bersikap hati-hati dengan menegaskan independensi kebijakan moneter di tengah inflasi yang belum terkendali.

Terlepas ketidakpastian, pasar kripto mencatat pertumbuhan signifikan. Laporan JPMorgan mencatat inflow aset kripto mencapai US$ 60 miliar secara year-to-date, naik hampir 50% dari Mei 2025. Volume perdagangan spot pun menembus US$ 500 miliar per 28 Juli, didorong minat terhadap altcoin, stablecoin, AI token, dan DeFi.

“Investor juga mulai menjajaki Ethereum sebagai aset yang menghasilkan imbal hasil melalui fitur staking ETF,” tambah Fahmi.

Ke depan, Fahmi menyarankan pelaku pasar mencermati arah inflasi inti, sinyal The Fed usai FOMC, perkembangan regulasi kripto, dan peluncuran produk kripto baru yang berpotensi memicu rotasi kapital dari Bitcoin ke altcoin.

Baca Juga: Bisakah Harga Bitcoin Menyentuh US$ 200.000 Tahun 2025? Ini Kata Analis

Selanjutnya: Menakar Arah Saham CDIA Berkaca Pada Pengalaman RATU dan DAAZ Ketika Masuk PPK

Menarik Dibaca: Siap Tayang di Netflix Akhir Bulan Juli, Simak Sinopsis Film Komang Dulu Di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×