kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini sentimen yang berpotensi menyeret pergerakan rupiah di akhir pekan


Kamis, 28 Januari 2021 / 20:05 WIB
Ini sentimen yang berpotensi menyeret pergerakan rupiah di akhir pekan
ILUSTRASI. Rupiah ditutup melemah


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ditutup koreksi, pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi bakal lanjutkan pelemahan hingga akhir pekan (29/1). Sentimen yang akan menyeret penggerakan rupiah datang dari eksternal. 

Kamis (28/1), rupiah di pasar spot melemah 0,20% ke level Rp 14.078 per dolar Amerika Serikat (AS). Serupa, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) juga terkoreksi 0,20% menjadi Rp 14.119 per dolar AS. 

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen bagi aset berisiko seperti rupiah kembali negatif hingga penutupan perdagangan hari ini. Adapun beberapa sentimen negatif terakumulasi, seperti kekhawatiran rencana stimulus yang bakal digelontorkan Amerika Serikat (AS).

"Kekhawatiran kalau Joe Biden tidak akan (gelontorkan stimulus) secepat dan sebesar yang diharapkan. Ditambah lagi, kasus pandemi virus corona global masih menanjak dan turut menekan aset berisiko," kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (28/1).

Baca Juga: Loyo, rupiah ditutup melemah 0,20% ke Rp 14.078 per dolar AS pada hari ini (28/1)

Apalagi, stimulus AS sejauh ini sangat diharapkan untuk membantu pemulihan ekonomi, pengendalian pandemi, sekaligus untuk kelancaran ekonomi global.

Di sisi lain, Federal Reserve tampaknya masih mendukung kebijakan suku bunga rendah. Hanya saja, bank sentral AS itu juga mengkhawatirkan pemulihan ekonomi, yang sangat bergantung pada penurunan penularan virus corona dan kemajuan pelaksanaan vaksinasi. 

"Dengan kondisi ini, ada kemungkinan pelemahan rupiah akan berlanjut, dengan potensi kisaran Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.150 per dolar AS," ujarnya. 

Ariston menekankan jika indeks saham AS kembali mengalami melemah, maka aset berisiko kemungkinan akan mendapat tekanan pada perdagangan besok. Ini mengingat, pergerakan indeks saham AS juga menjadi referensi untuk pasar.

Serupa, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri juga memprediksi rupiah masih melemah di akhir pekan ini. Selain sentimen negatif dari eksternal, rupiah juga dibebani lonjakan kasus Covid-19, khususnya di dalam negeri. 

"Koreksi (rupiah) yang terjadi juga seiring dengan pelemahan mata uang regional akibat kekhawatiran terhadap Covid-19 yang kembali meningkat," kata Reny.

Baca Juga: Seluruh mata uang di Asia melemah, won Korea Selatan anjlok paling dalam

Koreksi rupiah terjadi seiring dengan adanya capital flight atau peralihan dana investor ke aset lindung nilai atau safe haven, termasuk dolar AS. 

Untuk itu, dia diperkirakan rupiah melemah dan bergerak di rentang Rp 14.043 per dolar AS hingga Rp 14.118 per dolar AS pada perdagangan Jumat (29/1).

Selanjutnya: BEI mengevaluasi indeks BUMN20 dan High Dividend 20, bagaimana prospeknya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×