Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) membukukan laba Rp 1,1 triliun hingga kuartal III-2023.
Laba TAPG tersebut merosot 52,9% secara tahunan atau year on year (yoy). Pada kuartal III-2022, TAPG mencatatkan laba sebesar Rp 2,33 triliun.
Penurunan laba TAPG seiring penjualan pada kuartal III-2023 yang turun 10,4% menjadi sebesar Rp 6,03 triliun dibandingkan dari kuartal III-2022 yang sebesar Rp 6,74 triliun.
Baca Juga: Laba Triputra Agro (TAPG) Menyusut 52%, Simak Rekomendasi Sahamnya
Corporate secretary TAPG Joni Tjeng mengatakan, penurunan penjualan dan laba TAPG di kuartal III 2023 diakibatkan dua faktor.
Pertama, penurunan harga jual crude palm oil (CPO) di tahun ini. Pada tahun 2022, harga komoditas mengalami kenaikan yang tinggi.
Kedua, kenaikan kenaikan ongkos produksi, khususnya harga pupuk. Namun, biaya pemupukan di semester II 2023 sudah mulai turun.
“Untuk efek El Nino terhadap produksi tahun ini relatif lebih minim. Efek El Nino bisa terlihat terhadap produksi tahun 2024,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (27/10).
Baca Juga: Produksi TBS Triputra Agro (TAPG) Capai 2,25 Juta Ton Hingga Kuartal III 2023
Joni memaparkan, performa TAPG akan lebih baik, karena ditunjang oleh kenaikan produksi dibandingkan pada semester I 2023.
Hingga bulan September 2023, TAPG mencatatkan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 2,25 juta ton.
“Harga pupuk juga mulai turun dan harga jual CPO juga masih terjaga saat ini. Secara rata-rata, harga saat ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir,” paparnya.
Untuk mencapai target di tahun 2023, TAPG akan tetap fokus pada produktivitas dan control cost untuk menjaga performa.
“Tahun 2022 adalah tahun terbaik yang pernah dicapai TAPG and diharapkan kami bisa mengejarnya di semester II 2023,” kata Joni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News