Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sementara di aset likuid, sebanyak 45% investasi Meilyna berupa deposito, tabungan, reksadana, dan saham. "Saya juga ikut ber investasi di obligasi negara ritel Indonesia (ORI) dan sukuk yang dikeluarkan oleh pemerintah dan investasi lainnya,” sambung dia. Adapun tujuan dari investasi ini adalah untuk tabungan masa depan dan untuk dana pensiun.
Sampai saat ini, ada satu prinsip berinvestasi yang dipegang teguh Meilyna, yakni know your limit. Berinvestasi juga memerlukan kedisiplinan dan kesabaran. Disiplin dalam artian setidaknya setiap bulan harus dibiasakan untuk menyisihkan sebagian porsi dari pemasukan yang diterima untuk diinvestasikan ke produk-produk investasi.
Sementara sikap sabar diperlukan ketika imbal hasil portfolio yang dimiliki tidak sesuai harapan. Intinya, jangan mudah berputus asa. Meilyna menganalogikan, berinvestasi sama halnya dengan menanam bibit tanaman. Agar tanaman tersebut dapat tumbuh tinggi dan berkembang, dibutuhkan waktu dan kesabaran. Tidak dengan cara dan waktu yang instan.
Bagi investor pemula, Meilyna menyarankan agar menyisihkan sebagian dari penghasilan di luar biaya hidup, biaya asuransi, biaya pendidikan dan biaya kebutuhan lainnya untuk diinvestasikan. Instrumen investasi yang dipilih bisa dalam produk-produk investasi yang dikeluarkan pemerintah saat ini, seperti ORI atau sukuk, yang rate-nya lebih tinggi daripada bunga deposito. Investor pemula juga bisa ikut program Nabung Saham setiap bulannya untuk memudahkan dan meringankan dalam berinvestasi.
Baca Juga: Warren Buffett ungkap cara berinvestasi investor berkualitas tinggi
Orang nomor satu di OPMS yang sempat menjabat sebagai Hospitaly Management di Royal Palms Resort Phoenix, Arizona, AS pada 2003 ini melihat pasar modal tanah air memiliki peluang yang sangat besar untuk bertumbuh. Berkaca pada pasar modal AS, nilai kapitalisasi pasar modal Paman Sam mencapai US$ 35 triliun (berdasarkan laporan dari siblisresearch.com per 30 Juni 2020).
Sedangkan nilai valuasi sebuah perusahaan raksasa seperti Facebook atau Alibaba, nilainya bisa menyamai kapitalisasi pasar modal di tanah air. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa bahwa potensi pertumbuhan pasar modal tanah air masih sangat besar dan positif. “Kita sebagai warga negara Indonesia, harus mempunyai keyakinan bahwa pasar modal di Indonesia akan tumbuh secara positif dan membesar seiring berjalannya waktu,” kata Meilyna.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia juga diharapkan meramaikan pasar modal untuk ikut bertumbuh melalui skema go public. Selain itu, investor juga tentunya bisa ikut berinvestasi dengan cara menabung saham demi mendukung pertumbuhan pasar modal di tanah air.
Baca Juga: Setelah anak cucu taipan Eka Tjipta borong BSDE, giliran Paraga & Ekacentra beli*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News