Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghentikan sementara atau suspensi tujuh produk reksadana Sinarmas Asset Management (AM) per 20 Mei 2020.
Hal ini terungkap setelah adanya surat edaran dari PT Bibit Tumbuh Bersama, salah satu agen penjual efek reksadana, yang menyebutkan tujuh produk kelolaan manajer investasi Grup Sinarmas tersebut dihentikan sementara untuk pembelian dan switching berdasarkan instruksi OJK dengan nomor S-452/PM.21/2020 yang telah dikirimkan ke sistem S-INVEST per 20 Mei 2020 pukul 21.01 WIB.
Baca Juga: Soal penyebab suspensi reksadana, Sinarmas AM: Itu merupakan kewenangan OJK
Sementara itu, Direktur Sinarmas AM Jamial Salim justru menyebutkan ada dua produk yang di-suspend dan tidak termasuk ke dalam tujuh produk yang ada di surat edaran Bibit, yakni Reksadana Danamas Mantap Plus dan Reksadana Simas Syariah Pendapatan Tetap.
Adapun kedua reksadana tersebut disebut Jamial disuspensi karena Sinarmas AM melakukan pencatatan harga asset yang lebih konservatif di bawah nilai yang ditetapkan oleh Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE).
Dengan demikian jumlah produk reksadana AM yang disuspensikan bertambah menjadi sembilan produk reksadana.
Jika merujuk factsheet yang dipublikasikan di laman resmi Sinarmas AM, tercatat total dana kelolaan atau asset under management (AUM) dari ketujuh produk tersebut mencapai Rp 9,93 triliun per April 2020.
Baca Juga: Manajer investasi lain juga dihantui risiko default korporasi layaknya Sinarmas AM
Berikut rincian kesembilan produk tersebut:
1. Danamas Pasti
Danamas Pasti merupakan jenis reksadana pendapatan tetap. Bertindak sebagai bank kustodian dari produk reksadana tersebut adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. Adapun untuk alokasinya, sebanyak 67,65% dialokasikan ke obligasi korporasi, sementara 26,15% dialokasikan ke obligasi pemerintah, dan 5,44% ke pasar uang dan kas.
Berikut obligasi yang jadi pilihan untuk portofolio Danamas Pasti: Adira Finance, Angkasa Putra, Astra Sedaya Finance, Bank Maybank, Bank Panin, Indosat, Medco Energy, Obligasi Pemerintah, Siantar Top, dan Summarecon.
Produk ini efektif dipasarkan mulai 24 April 2003. Hingga akhir April 2020, jumlah dana kelolaan reksadana Simas Saham Unggulan mencapai Rp 21,96 miliar. Dari segi kinerja, Danamas Pasti mencatatkan pertumbuhan 2,31% hingga 30 April 2020. Sementara sejak diterbitkan, pertumbuhannya sudah mencapai 271,74%.
Baca Juga: Nilai pasar tak sesuai LPHE, reksadana Sinarmas AM jenis lain ikut disuspen
2. Danamas Stabil
Danamas Stabil merupakan jenis reksadana pendapatan tetap. Bertindak sebagai bank kustodian dari produk reksadana tersebut adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. Adapun untuk alokasinya, sebanyak 68,04% dialokasikan ke obligasi korporasi, sementara 26,52% dialokasikan ke pasar uang dan kas, dan 5,44% ke obligasi pemerintah.
Berikut obligasi yang jadi pilihan untuk portofolio Danamas Rupiah Plus: Bank CIMB Niaga, Bank Maybank, BCA Finance, Indomobil Finance, Indosat, Rajawali Nusantara Indonesia, Siantar Top, Summarecon, Waskita Karya, dan Wom Finance.
Produk ini efektif dipasarkan mulai 24 Februari 2005. Hingga akhir April 2020, jumlah dana kelolaan reksadana Simas Saham Unggulan mencapai Rp 8,347 triliun. Dari segi kinerja, Danamas Stabil mencatatkan pertumbuhan 2,32% hingga 30 April 2020. Sementara sejak diterbitkan, pertumbuhannya sudah mencapai 262,32%.
3. Danamas Rupiah
Terkait reksadana Danamas Rupiah, Kontan.co.id tidak menemukan factsheet dalam situs www.sinarmas-am.co.id.
4. Danamas Rupiah Plus
Danamas Rupiah Plus merupakan jenis reksadana pasar uang. Bertindak sebagai bank kustodian dari produk reksadana tersebut adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. Adapun untuk alokasinya, sebanyak 77,20% dialokasikan ke obligasi korporasi, sementara 22,80% dialokasikan ke pasar uang dan kas.
Baca Juga: Tujuh Reksadana Dibekukan OJK, Sinarmas Asset Management Bertanggung Jawab
Berikut obligasi yang jadi pilihan untuk portofolio Danamas Rupiah Plus: Bank CIMB Niaga, Bank Maybank, BCA Finance, Indomobil Finance, Indosat, Rajawali Nusantara Indonesia, Siantar Top, Summarecon, Waskita Karya, dan Wom Finance.
Produk ini efektif dipasarkan mulai 09 Juni 2006. Hingga akhir April 2020, jumlah dana kelolaan reksadana Simas Saham Unggulan mencapai Rp 164,71 miliar. Dari segi kinerja, Danamas Rupiah Plus mencatatkan pertumbuhan 1,54% hingga 30 April 2020. Sementara sejak diterbitkan, pertumbuhannya sudah mencapai 45,44%.
5. Simas Saham Unggulan
Simas Saham Unggulan merupakan jenis reksadana saham. Bertindak sebagai bank kustodian dari produk reksadana tersebut adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. Adapun untuk alokasinya, sebanyak 84,15% dialokasikan ke saham, sementara 15,85% dialokasikan ke pasar uang dan kas.
Berikut saham yang jadi pilihan untuk portofolio Simas Saham Unggulan: ASSA, LIFE, BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, MIKA, TLKM, URBN, dan INCO.
Produk ini efektif dipasarkan mulai 11 Desember 2012. Hingga akhir April 2020, jumlah dana kelolaan reksadana Simas Saham Unggulan mencapai Rp 1,197 triliun. Dari segi kinerja, Simas Saham Unggulan mencatatkan kinerja negatif -36,26% hingga 30 April 2020. Sementara sejak diterbitkan, pertumbuhannya sudah mencapai 15,18%.
Baca Juga: Ini klarifikasi Sinarmas Asset Management terkait reksadana yang disuspensi OJK
6. Simas Syariah Unggulan
Simas Saham Unggulan merupakan jenis reksadana saham. Bertindak sebagai bank kustodian dari produk reksadana tersebut adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Adapun untuk alokasinya, sebanyak 84,38% dialokasikan ke saham, sementara 15,62% dialokasikan ke pasar uang dan kas.
Berikut saham yang jadi pilihan untuk portofolio Simas Syariah Unggulan: ASII, ERAA, HKMU, MCAS, MDKA, LSIP, DMAS, SOSS, TLKM, dan URBN.
Produk ini efektif dipasarkan mulai 22 Juli 2014. Hingga akhir April 2020, jumlah dana kelolaan reksadana Simas Saham Unggulan mencapai Rp 55,01 miliar. Dari segi kinerja, Simas Syariah Unggulan mencatatkan kinerja negatif -39,05% hingga 30 April 2020. Sementara sejak diterbitkan, pertumbuhannya turun hingga -38,77%.
7. Simas Syariah Berkembang
Simas Syariah Berkembang merupakan jenis reksadana campuran. Bertindak sebagai bank kustodian dari produk reksadana tersebut adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Adapun untuk alokasinya, sebanyak 44,26% dialokasikan ke saham, 25,86% dialokasikan ke kas, 22,48% dialokasikan obligasi pemerintah, dan 7,40% dialokasikan untuk obligasi korporasi
Berikut pilihan dalam portofolio Simas Syariah Berkembang: ADRO, ASII, ELSA, ICBP, INDF, Lontar Papyrus, PWON, sukuk negara, telekomunikasi, dan UCID.
Baca Juga: Di tengah penurunan pasar, analis menyebut saham grup Astra dan Salim masih bagus
Produk ini efektif dipasarkan mulai 22 Juli 2014. Hingga akhir April 2020, jumlah dana kelolaan reksadana Simas Saham Unggulan mencapai Rp 13,86 miliar. Dari segi kinerja, Simas Syariah Berkembang mencatatkan kinerja negatif -16,11% hingga 30 April 2020. Sementara sejak diterbitkan, pertumbuhannya mencapai 6,21%.
8. Simas Syariah Pendapatan Tetap
Simas Syariah Pendapatan Tetap merupakan jenis reksadana pendapatan tetap. Bertindak sebagai bank kustodian dari produk reksadana tersebut adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. Adapun untuk alokasinya, sebanyak 54,56% dialokasikan ke obligasi korporasi, sementara 38,53% dialokasikan ke obligasi pemerintah. Sedangkan 6,91% dialokasikan ke pasar uang dan kas.
Berikut obligasi yang jadi pilihan untuk portofolio Simas Syariah Pendapatan Tetap: Bank BRI Syariah, Lontar Papyrus, Moratelindo, PLN, Rajawali Nusantara, Sukuk Negara (PBS015), Sukuk Negara (PBS019), Sukuk Negara (PBS022),
Produk ini efektif dipasarkan mulai 8 Februari 2017. Hingga akhir April 2020, jumlah dana kelolaan reksadana Simas Saham Unggulan mencapai Rp 43,52 miliar. Dari segi kinerja, Simas Syariah Pendapatan Tetap mencatatkan pertumbuhan 2,32% hingga 30 April 2020. Sementara sejak diterbitkan, pertumbuhannya mencapai 1,69%.
9. Danamas Mantap Plus
Terkait reksadana Danamas Mantap Plus, Kontan.co.id tidak menemukan fact sheet dalam situs www.sinarmas-am.co.id.
Baca Juga: Kinerja saham-saham emiten Grup Sinarmas memerah di tahun ini
Ketika Kontan.co.id mengonfirmasi ke pihak Sinarmas AM mengenai penyebab ketujuh produk reksadana tersebut di-suspend oleh OJK, Jamial enggan membeberkan penyebabnya.
“Suspensi tersebut menjadi kewenangan OJK, sehingga tidak pada tempatnya jika kami yang menjelaskan hal tersebut,” ujar Jamial kepada Kontan.co.id, Rabu (27/5).
Meski begitu, Jamial menghimbau kepada para nasabah agar tidak perlu khawatir karena suspensi OJK hanya bersifat sementara terhadap pembelian baru. Ia mengaku, saat ini pihaknya terus melakukan koordinasi dengan OJK terkait masalah ini.
“OJK sudah merespon klarifikasi Sinarmas Asset Management dan sesegera mungkin akan menindaklanjutinya.Harapan kami, semoga suspensi dapat segera dicabut,” terang Jamial.
Baca Juga: Nilai pasar tak sesuai LPHE, reksadana Sinarmas AM jenis lain ikut disuspen
Sinarmas AM sebagai salah satu unit usaha di bawah pilar Sinar Mas Financial Services bertanggung jawab sepenuhnya atas semua produk yang dipasarkan. Bagi nasabah yang hendak menjual produk reksadana yang dimiliki, dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan ketentuan yang berlaku di seluruh kantor cabang Sinarmas AM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News