kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Ini Evaluasi Kinerja Instrumen Investasi pada Kuartal I Tahun 2023


Minggu, 02 April 2023 / 21:48 WIB
Ini Evaluasi Kinerja Instrumen Investasi pada Kuartal I Tahun 2023
ILUSTRASI. Karyawan mengambil gambar menggunakan ponselnya layar yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia,


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto

Jika investasi bertujuan untuk jangka waktu panjang, maka disarankan untuk menambah dan membeli saham di harga yang lebih rendah alias cost averaging.

“Hal itu, kata Mada, bisa menambah jumlah kepemilikan harga saham dan membuat harga rata-rata pembelian sahamnya jadi lebih murah,” katanya.

Bagi investor yang ingin mengalihkan portfolio investasi ke bentuk instrumen investasi lain ketika terjadi penurunan kinerja, maka penting untuk mengetahui apakah penurunan tersebut sifatnya hanya fluktuasi biasa atau memang ada guncangan besar.

“Kalau hanya fluktuasi biasa, maka tidak perlu dialihkan. Kalau terjadi guncangan ekonomi atau ada tanda-tanda krisis ekonomi, maka alihkan investasi ke instrumen yang lebih rendah risiko terlebih dulu,” ungkapnya.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Tembus ke 7.000 di Kuartal II, Ini Rekomendasi Saham Pilihan Analis

Meskipun pasar saham bergerak sideways di kuartal I 2023, tetapi Mada meyakini investasi di saham masih bisa menjadi pilihan bagus dan menguntungkan bagi investor di kuartal II 2023.

Menurut Mada, penurunan beberapa saham blue chip dalam 2 minggu terakhir bisa menjadi kesempatan untuk membeli saham dengan harga murah, sehingga berpotensi naik harganya di masa depan.

Namun, Mada melihat, cara ini hanya bisa dilakukan bagi investor yang sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang baik dalam berinvestasi di saham.

“Bagi yang belum memiliki pengetahuan tinggi soal investasi saham, bisa pilih instrumen deposito dan obligasi pemerintah, karena risikonya lebih rendah,” paparnya.

Mada mengatakan, jenis-jenis investor bisa menggunakan porsi portofolio instrumen investasi yang berbeda-beda agar mampu menghasilkan keuntungan di kuartal II 2023.

Bagi investor konservatif, portofolio yang ideal adalah 80% - 90% menempatkan dana di instrumen risiko rendah, seperti deposito, tabungan, dan properti yang bisa disewa. Sementara, 10% - 20% ditempatkan di risiko sedang (obligasi, pasar uang, dan emas) serta tinggi (saham).

Untuk investor moderat, portofolio yang ideal adalah 50% - 60% di instrumen risiko rendah, 30% - 40% di risiko sedang, dan 10% di risiko tinggi.

“Sementara, untuk investor agresif, maka portfolionya dapat ditempatkan maksimal sampai dengan 80% di produk berisiko tinggi. Sementara, sisa dananya dapat ditempatkan di risiko sedang atau rendah,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×