kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Emiten yang Untung dan Tertekan Saat Harga Batubara Melambung


Selasa, 19 April 2022 / 17:38 WIB
Ini Emiten yang Untung dan Tertekan Saat Harga Batubara Melambung
ILUSTRASI. Batubara menjadi salah satu komoditas primadona tahun ini.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Batubara menjadi salah satu komoditas primadona tahun ini. Mengutip Bloomberg, harga batubara Newcastle untuk kontrak perdagangan Juli 2022 sudah berada di level US$ 314,10 per ton pada Senin (18/4).

Kenaikan harga batubara ini diperkirakan bakal menekan kinerja emiten semen yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar produksi. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Michael Filbery mengatakan, harga batubara yang masih terus melonjak menjadi risiko utama bagi sektor semen.

Ciptadana Sekuritas memiliki pandangan negatif untuk laba kotor emiten semen pada kuartal pertama 2022. Sebab, terdapat potensi kenaikan beban bahan bakar dan energi per ton secara kuartalan.

Baca Juga: Ada Regulasi Baru PNBP Batubara, Potensi Tambahan Penerimaan Negara Rp 4 Triliun

Terlebih, kondisi pasar semen domestik masih dalam kondisi kelebihan pasokan alias oversupply. Sehingga, setiap keputusan emiten semen untuk menaikkan harga jual per ton juga sensitif terhadap pelemahan pangsa pasar atau market share.

Michael menilai, di kondisi saat ini semua pemain sektor semen akan terkena dampak kenaikan harga batubara. “Sehingga, lambat laun kalau pemain besar atau top incumbents sudah melakukan penyesuaian harga jual, perkiraan saya nanti akan diikuti oleh pemain-pemain lain dengan tujuan menjaga kestabilan margin mereka,” terang Michael kepada Kontan.co.id, Selasa (19/4).

Ciptadana Sekuritas kembali menaikkan asumsi harga rata-rata batubara tahun ini di level US$ 180 per ton dari sebelumnya US$ 140 per ton. Kenaikan asumsi ini dengan menimbang faktor krisis energi di Eropa akibat konflik Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Adaro Energy Indonesia (ADRO) Masih Rajin Diversifikasi Bisnis

Michael merekomendasikan beli saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan target harga Rp 12.500 dari sebelumnya Rp 13.500.

Di sisi lain, kenaikan harga batubara turut membuat emiten tambang batubara kecipratan rejeki. Analis Trimegah Sekuritas Hasbie menyematkan rating overweight di sektor batubara termal. Rating ini menyusul naiknya asumsi harga batubara yang dipasang Trimegah Sekuritas pada 2022–2024, dari semula US$105, US$ 90, dan US$ 80 per ton menjadi US$200, US$ 160, dan US$ 130 per ton.

Trimegah Sekuritas meyakini, harga batubara yang tinggi akan bertahan dalam satu tahun sampai dua tahun mendatang dan didukung oleh sejumlah faktor. Pertama, masih adanya sanksi perdagangan yang dikenakan kepada Rusia, yang berdampak pada 16% ekspor batubara termal dunia.

Baca Juga: Harga Komoditas Kerek Ekspor ke Rekor Tertinggi

Kedua,meningkatnya kekhawatiran terhadap aspek environmental, social and governance (ESG) yang membuat pasokan batubara tetap kurang, ditambah dukungan investasi terhadap sektor batubara yang semakin terbatas. Ketiga, permintaan batubara global yang solid, karena batubara adalah pilihan energi yang lebih murah dibandingkan dengan gas. Keempat, permintaan listrik yang lebih tinggi dalam jangka panjang khususnya dari negara berkembang.

Hasilnya, Trimegah Sekuritas meningkatkan estimasi laba bersih emiten tambang batubara termal  untuk tahun 2022-2024 sebesar 171%, 137%, dan 132%. Ini merupakan agregasi dari sejumlah emiten yang berada dalam cakupan Trimegah Sekuritas seperti PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Hasilnya, emiten-emiten ini akan menawarkan yield dividen yang menarik pada 2023, masing-masing sebesar 11,3% untuk INDY, 12,3% untuk ADRO, 29,5% untuk ITMG, dan 18,6% untuk PTBA.

Baca Juga: Tarif Royalti Naik, Saham Batubara Ini Masih Layak Dikoleksi, Cek Target Harganya

INDY menjadi pilihan utama Trimegah Sekuritas di sektor tambang batubara. INDY dinilai memiliki beta dan korelasi tertinggi dengan harga batubara. INDY juga merupakan salah satu emiten batubara  penghasil arus kas tertinggi. Ditambah, adanya potensi kenaikan dari kerjasama (MoU) kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dengan Gogoro dan Foxconn. Valuasi price to earning (P/E) dan EV/EBITDA INDY juga murah.

Di posisi kedua ada saham ADRO. Emiten yang dinakhodai Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini memiliki arus kas yang kuat, yang dapat digunakan untuk berinvestasi di sektor nonbatubara. Selain itu, ADRO juga memiliki PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) serta punya valuasi yang murah.

Trimegah Sekuritas merekomendasikan beli saham INDY dengan target harga Rp 4.800, saham ADRO dengan target harga Rp 5.300, saham ITMG dengan target harga Rp 42.000, dan saham PTBA dengan target harga Rp 5.100. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×