Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini sejumlah emiten tampak berencana melakukan penambahan atau perubahan kegiatan usaha. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat kinerja emiten-emiten tersebut dalam jangka panjang.
Merujuk keterbukaan informasi, selama berjalannya bulan Mei 2025 ini terdapat beberapa emiten yang mengumumkan rencana penambahan atau perubahan kegiatan usaha melalui persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Salah satunya adalah PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) yang berencana menambah kegiatan usaha baru berupa produksi dan penjualan produk biogas.
Baca Juga: Anak Usaha Lotte Chemical Titan (FPNI) Akan Tambah Kegiatan Usaha
Manajemen PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk menyebut, ekspansi ini dilakukan melalui pembangunan pabrik biogas untuk menangkap gas metana yang dihasilkan dari POME dan mengonversikannya menjadi Compressed Biogas (Bio-CNG). Kelak, SMAR akan memasarkan Bio-CNG kepada pelanggan-pelanggan berbasis Eropa, mengingat sebagian besar pelanggan di sana telah memiliki target pengurangan emisi yang ambisius.
Emiten sawit lainnya, yakni PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) berencana mengubah kegiatan usaha utama dari perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit menjadi perusahaan holding. Reorganisasi usaha ini dilakukan dengan fokus pada bidang investasi penyertaan modal dan entitas anak dan cucu usaha.
SGRO pun akan melepaskan aset-asetnya berupa tanah, perkebunan sawit, pabrik, pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) hingga barang bergerak kepada PT Palma Timur Sejahtera dan PT Gading Jaya Agro.
Emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) juga berencana menambah sejumlah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Di antaranya adalah kegiatan telekomunikasi khusus untuk keperluan pertahanan dan keamanan (KBLI 619923), periklanan (73100), penelitian pasar (73201), jasa jual kembali jasa telekomunikasi (61994), layanan konten SMS premium (61912), aktivitas pemrograman berbasis kecerdasan artifisial (62015), kegiatan konsultasi dan desain internet of things (IoT), dan penyelenggara penunjang sistem pembayaran (66413).
Melalui penambahan kegiatan usaha, ISAT akan memperluas segmen usaha yang telah dijalankan oleh perusahaan yang selama ini dilakukan. Keuntungan yang diperoleh ISAT dengan penambahan kegiatan usaha ini adalah dapat mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan serta dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Selain itu, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) mengumumkan rencana penambahan kegiatan usaha di bidang perdagangan besar mesin, peralatan, dan perlengkapan lainnya, sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis dan ekspansi ke sektor alat berat bertenaga listrik.
Sebagai langkah konkret, VKTR telah menandatangani perjanjian distribusi (Distribution Agreement) dengan Anhui Longe International Co Ltd (JAC) pada 9 April 2025. Dalam kerja sama tersebut, VKTR resmi ditunjuk sebagai distributor resmi forklift listrik beserta suku cadangnya di Indonesia.
Emiten pertambangan, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga berencana melakukan penambahan kegiatan usaha dengan KBLI yang dapat mengakomodasi aktivitas produksi dan penjualan perhiasan, custom product dan barang lainnya, termasuk laboratorium ware yang terbuat dari logam mulia.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Umumkan Perubahan Kegiatan Usaha, Begini Detailnya
PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) turut merencanakan penambahan kegiatan usaha yakni jasa pengurusan transportasi (KBLI 52291) dan angkutan multimoda (52295).
Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo mengatakan, penambahan atau perubahan kegiatan usaha tersebut ditujukan untuk memperkuat lini bisnis utama yang saat ini telah dijalankan. Sebagai contoh, dalam kasus ANTM, emiten tersebut menambah kegiatan usaha untuk memperkuat lini bisnis utamanya terkait pengolahan logam mulia.
Selain itu, emiten seperti VKTR dan SMAR melakukan penambahan kegiatan usaha sebagai langkah ekspansi untuk mendukung transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan. Adapun OKAS dan SGRO dinilai berupaya meningkatkan efisiensi operasional dari hulu hingga hilir melalui penambahan atau kegiatan usaha yang mereka lakukan.
Di atas kertas, penambahan atau perubahan lini usaha tersebut berpotensi menambah sumber pendapatan emiten yang bersangkutan. Di sisi lain, hal yang perlu diperhatikan oleh pihak emiten adalah melakukan analisis risiko, kelayakan bisnis, hingga mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
“Emiten juga harus memastikan kegiatan usaha barunya sesuai dengan keahlian utama dan tidak mengganggu fokus bisnis inti,” kata Praska, Jumat (9/5).
Sementara itu, menurut Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menyebut, tren penambahan atau perubahan kegiatan usaha oleh sejumlah emiten tersebut umumnya dilandasi oleh dua motivasi utama, yaitu diversifikasi bisnis dan penguatan bisnis inti. Di samping itu, langkah yang dilakukan emiten tersebut juga menunjukkan respons strategis mereka terhadap peluang di sektor industri yang sedang tumbuh.
Diversifikasi ke lini bisnis baru memang berpotensi meningkatkan kinerja jangka panjang, namun tetap ada risiko yang perlu diwaspadai. Terlalu banyak diversifikasi dinilai dapat mengaburkan identitas dan fokus bisnis utama emiten yang bersangkutan, sekaligus meningkatkan kerentanan terhadap kesalahan operasional akibat minimnya pengalaman di bidang yang baru.
“Selain itu, beban capital expenditure (capex) akan meningkat karena perusahaan perlu melakukan investasi awal yang besar untuk menjalankan kegiatan usaha baru tersebut,” tutur dia, Jumat (9/5).
Ekky memberi rekomendasi beli untuk sejumlah saham emiten yang baru-baru ini berencana menambah atau mengubah kegiatan usahanya. Di antaranya OKAS dengan target harga Rp 140—150 per saham, ANTM dengan target harga Rp 3.200 per saham, serta SGRO yang diperkirakan dapat menuju Rp 2.800 per saham.
Di lain pihak, Praska merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.000 per saham.
Selanjutnya: Cuan 31,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Rontok (12 Mei 2025)
Menarik Dibaca: 6 Ciri-Ciri Moisturizer Tidak Cocok, Jangan Dipakai Lagi Ya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News