kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.550   -11,00   -0,07%
  • IDX 6.852   24,62   0,36%
  • KOMPAS100 991   2,78   0,28%
  • LQ45 766   2,30   0,30%
  • ISSI 219   0,83   0,38%
  • IDX30 397   1,72   0,43%
  • IDXHIDIV20 467   0,46   0,10%
  • IDX80 112   0,40   0,36%
  • IDXV30 115   0,55   0,48%
  • IDXQ30 129   0,28   0,21%

Saham Blue Chip Ini Akan Bayar Dividen Jumbo, Total Rp 12,46 T, Saatnya Beli / Jual?


Jumat, 09 Mei 2025 / 07:31 WIB
Saham Blue Chip Ini Akan Bayar Dividen Jumbo, Total Rp 12,46 T, Saatnya Beli / Jual?
ILUSTRASI. Total pembayaran dividen final ASII mencapai Rp 12,46 triliun atau sekitar Rp 308 per saham untuk tahun buku 2024.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu lagi saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan melakukan pembayaran dividen saham pada pertengahan tahun 2025 ini. Pembayaran dividen saham blue chip ini bernilai jumbo, dengan total dana lebih dari Rp 12 triliun. Apakah saham blue chip ini layak beli atau jual jika sudah punya?

Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman lama di bursa efek. Saham blue chip biasanya berasal dari perusahaan dengan fundamental keuangan kuat dan memiliki nilai kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah atau lebih.

Di BEI, saham blue chip biasanya saham di indeks mayor seperti LQ45. Salah satu anggota LQ45 yang akan melakukan pembayaran dividen jumbo adalah PT Astra International Tbk (ASII).

Manajemen ASII mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar Rp 16,43 triliun atau Rp 406 per saham. Pembayaran dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp 98 atau sekitar Rp 3,96 triliun yang telah dibayarkan pada 31 Oktober 2024 lalu.

Baca Juga: Resmi iBOX, Ini Daftar Harga iPhone 16-16e-16 Plus & iPhone 16 Pro yang Naik Mei 2025

Dengan begitu, dividen final ASII mencapai Rp 12,46 triliun atau sekitar Rp 308 per saham untuk tahun buku 2024.

Adapun keputusan pembagian dividen ini sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ASII yang digelar Kamis (8/5).

Di kuartal I 2025, ASII mencetak pendapatan sebesar Rp 83,36 triliun. Pendapatan itu meningkat 2,64% dari periode sama tahun lalu Rp 81,2 triliun.

Dari segi bottom line, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk ASII mencapai Rp 6,93 triliun di kuartal I-2025, turun 7,12% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 7,46 triliun.

Sebelumnya, Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro mengatakan, laba bersih grup pada kuartal pertama tahun 2025 lebih rendah, terutama mencerminkan kondisi ekonomi yang masih lemah dan harga batubara yang turun dari level tertinggi sebelumnya.

"Terkait kinerja, walaupun terdapat penurunan pada bisnis otomotif dan bisnis terkait batubara, penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh kinerja yang solid dari bisnis lainnya. Hal ini menunjukkan resiliensi portofolio Astra yang terdiversifikasi," kata Djony dalam keterangan resminya, Kamis (1/5).

 

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila merekomendasikan untuk buy saham ASII di target harga jangka panjang hingga Rp 5.500.

Indy menilai prospek Astra pada tahun 2025 sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan insentif dari pemerintah. Insentif ini dapat menjadi pendorong bagi sektor otomotif serta akses bagi proyek-proyek infrastruktur yang dijalankan oleh anak perusahaan Astra. 

Selain itu, pergerakan harga komoditas juga menjadi sentimen penting, terutama bagi emiten di sektor energi dan agribisnis.

Indy juga mencatat bahwa lemahnya daya beli masyarakat masih menjadi tantangan, yang tercermin dari penurunan Purchasing Managers' Index (PMI) dan rendahnya tingkat inflasi. Di sisi lain, volatilitas nilai tukar rupiah dapat memberikan tekanan pada margin perusahaan.

"Bagi investor, penting untuk memantau fundamental Astra, termasuk laporan keuangan, kebijakan pembagian dividen, serta perkembangan kondisi makroekonomi yang dapat mendukung pemulihan sektor," jelas Indy kepada Kontan, Kamis (8/5).

Investment Analyst dari Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menerangkan bahwa periode tahun 2025 menjadi cukup menantang bagi ASII lantaran adanya sentimen penurunan daya beli. 

Kondisi ini turut dipengaruhi oleh masih bertahannya suku bunga di level tinggi, pemberlakuan pajak barang mewah, serta meningkatnya persaingan di industri otomotif. 

Meski demikian, Astra telah mulai melakukan diversifikasi ke berbagai sektor, seperti jasa keuangan, infrastruktur, serta potensi sektor lain seperti energi terbarukan dan teknologi. 

"Namun, perlu dicatat bahwa investasi di sektor-sektor ini umumnya membutuhkan waktu untuk mulai memberikan kontribusi signifikan terhadap profitabilitas perusahaan," ujar Ekky kepada Kontan, Kamis (8/5).

Dari sisi teknikal, Ekky menerangkan pergerakan saham ASII saat ini masih cenderung sideways. Harga saham ini mampu menembus resistance kuat di level Rp 5.000. Namun, apabila terjadi pembalikan arah dan breakout di atas level tersebut, saham ASII berpeluang melanjutkan penguatan dengan target kenaikan ke area Rp 5.300.

Baca Juga: Harga Mobil Listrik Polytron Murah, Bisakah Mengalahkan BYD yang Terlaris 2025

Selanjutnya: Promo Ojol Yoshinoya Makan Bareng Lebih Hemat dan Praktis, Banjir Diskon

Menarik Dibaca: Promo Ojol Yoshinoya Makan Bareng Lebih Hemat dan Praktis, Banjir Diskon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×