kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -27,00   -0,16%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Wall Street Ditutup Menguat Senin (12/5), Usai Gencatan Tarif AS-China


Selasa, 13 Mei 2025 / 05:37 WIB
Wall Street Ditutup Menguat Senin (12/5), Usai Gencatan Tarif AS-China
ILUSTRASI. Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., May 12, 2025. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Tiga indeks utama Wall Street ditutup melonjak tajam pada Senin (12/5), dengan S&P 500 mencetak level penutupan tertinggi sejak awal Maret.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 1.160,72 poin (2,81%) ke 42.410,10, tertinggi sejak 26 Maret.

S&P 500 melonjak 184,28 poin (3,26%) ke 5.844,19, tertinggi sejak 3 Maret.

Nasdaq Composite meroket 779,43 poin (4,35%) ke 18.708,34, tertinggi sejak 28 Februari.

Nasdaq kini telah pulih lebih dari 22% dari level terendah saat penurunan pasar April lalu, meski masih sekitar 8% di bawah rekor tertingginya pada 16 Desember.

Sentimen pasar membaik setelah Amerika Serikat (AS) dan China mengumumkan kesepakatan sementara untuk memangkas tarif impor satu sama lain, yang memicu harapan meredanya perang dagang global.

Dalam kesepakatan tersebut, AS akan menurunkan tarif tambahan atas barang impor China dari 145% menjadi 30%.

Baca Juga: Wall Street Melonjak, Didorong Pemangkasan Tarif AS untuk China

Sebaliknya, China juga memangkas bea masuk atas produk AS dari 125% menjadi 10%. Kebijakan ini akan berlaku selama 90 hari ke depan.

Investor merespons positif dengan beralih ke aset berisiko dan meninggalkan aset defensif. Meski begitu, pelaku pasar masih menanti kejelasan soal arah kebijakan tarif ke depan.

"Ini reli karena rasa lega, setelah sebelumnya ada banyak kecemasan soal tarif antara AS dan China," kata John Praveen, Managing Director di Paleo Leon, Princeton, New Jersey.

Ia menambahkan, dua ekonomi terbesar dunia tampaknya berusaha menghindari skenario terburuk.

"Langkah ini akan mengarah pada tarif yang lebih wajar, sehingga dampak negatifnya bisa lebih terbatas dan dikelola," ujarnya.

Chris Brigati, Chief Investment Officer di SWBC, Texas, mengatakan, "Pasar memandang setiap kemajuan sebagai hal yang positif." Namun, ia juga mengingatkan bahwa dalam jangka panjang bisa saja muncul komplikasi dan dampak negatif.

Wall Street sebelumnya dilanda volatilitas tinggi dan tekanan jual sejak Presiden Donald Trump mengumumkan tarif terhadap sejumlah mitra dagang AS pada 2 April.

Namun, penguatan belakangan didorong oleh laporan kinerja keuangan yang solid, jeda tarif selama 90 hari bagi negara selain China, serta kesepakatan dagang terbatas AS-Inggris pekan lalu.

Baca Juga: Wall Street Bersiap Melonjak Setelah AS dan China Sepakati Pemangkasan Tarif

Volatilitas Mereda, Saham Teknologi Memimpin

Indeks volatilitas CBOE, atau dikenal sebagai "fear gauge" Wall Street, turun ke bawah 20 untuk pertama kalinya sejak akhir Maret.

Padahal bulan lalu sempat menyentuh 60 akibat kekhawatiran tarif. Di sisi lain, harga emas—sebagai aset aman—jatuh sekitar 2,6%.

Baca Juga: AS dan China Sepakati Pemangkasan Tarif Sementara, Ketegangan Dagang Mereda

Dari 11 sektor dalam indeks S&P 500, hanya sektor utilitas yang melemah, turun 0,68%. Sektor dengan kenaikan terbesar adalah: Konsumsi diskresioner: naik 5,66%, dan Teknologi: naik 4,66%.

Saham Apple melesat 6,3% setelah laporan bahwa perusahaan tersebut mempertimbangkan menaikkan harga iPhone generasi terbaru.

Musim Laporan Keuangan Hampir Usai

Hingga kini, lebih dari 90% emiten dalam indeks S&P 500 telah melaporkan kinerjanya. Pekan ini, pasar menanti laporan dari raksasa ritel Walmart.

Saham NRG Energy melonjak 26,2%, menjadi top gainer S&P 500, usai mengumumkan rencana akuisisi aset pembangkit listrik dari LS Power dalam kesepakatan senilai US$12 miliar.

Beberapa pejabat The Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, dijadwalkan menyampaikan pernyataan publik pekan ini.

Pasar kini memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali masing-masing 25 basis poin pada akhir 2025, dengan pemangkasan pertama diproyeksikan terjadi pada bulan September.

Selanjutnya: Pemerintah Libatkan PPATK di RUU Perampasan Aset

Menarik Dibaca: 7 Film Romcom Manis yang Bikin Baper Penontonnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×