kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dia mata uang dengan cuan paling tinggi terhadap rupiah


Jumat, 18 September 2020 / 22:06 WIB
Ini dia mata uang dengan cuan paling tinggi terhadap rupiah
ILUSTRASI. Mata uang dolar AS dan euro


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan mata uang USD/IDR dan SGD/IDR diprediksi belum mencetak keuntungan paling besar di sepanjang tahun ini. Meski begitu, para analis menilai kedua pasangan mata uang tersebut tetap jadi yang paling menarik untuk dimiliki sebagai instrumen investasi. 

Sebenarnya jika dihitung sejak awal tahun, mata uang pasangan EUR/IDR berhasil catatkan keuntungan tertinggi setelah menguat 12,35%. Mengingat di akhir tahun 2019 lalu, euro masih Rp 15.553 dan pada Jumat (18/9) sudah berada di level Rp 17.474 per euro.

Mata uang selanjutnya yang berhasil mendapat cuan dari pelemahan rupiah di tahun ini adalah dolar Australia dan yen. Di mana, pairing AUD/IDR naik 11,3% dan yen capai 10,9% untuk yen. Sementara, cuan dari dolar AS dan dolar Singapura berkisar hanya ada di kisaran 5%-6% hingga akhir pekan ini.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap euro, dolar Australia, dan yen menguat tinggi karena didukung dari kegiatan ekspor impor antar negara tersebut. 

Baca Juga: Dolar AS bearish, rupiah perkasa di pekan ini

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menambahkan, selama pandemi Covid-19 menyerang mata uang komoditas seperti dolar Australia dan juga dolar Selandia Baru (NZD) menguat signifikan terbantu oleh kebangkitan manufaktur China dan negara tersebut yang paling mampu lebih cepat memulihkan ekonominya. 

Di luar itu, Sutopo mengatakan mata uang komoditas lain seperti dolar Kanada (CAD) juga banyak mendapat sentimen positif dari harga minyak. "Kebangkitan harga minyak adalah kebangkitan mata uang dolar Kanada," kata Sutopo. 

Selain itu, yuan dan swiss franc (CHF) turut menanjak signifikan karena statusnya sebagai mata uang safe haven. Status tersebut memang menjadi kelebihan dari dua mata uang itu di tengah pendemi virus corona.

Di sisi lain, pelemahan dolar AS turut membantu pergerakan yen dan CHF. Maklum, the greenback memang sedang melemah setelah The Fed mempertahankan suku bunga rendah. 

Namun, meski cuan di dolar AS belum jadi yang tertinggi, Sutopo tetap lebih tertarik menyarankan untuk memegang dolar AS. "Saya melihat pelemahan dolar AS tidak akan berlangsung lebih lama, bagaimanapun dolar AS berfungsi sebagai mata uang cadangan dunia, jadi ya, pegang dolar AS lebih baik," ujar dia.

Senada Ibrahim mengatakan investor domestik pada umumnya cenderung berinvestasi di dolar AS dan dolar Singapura karena perbankan di dalam negeri juga memudahkan untuk membuka rekening dalam kedua mata uang tersebut dibanding dengan mata uang lain. 

"Dolar AS tetap paling menarik dan kuat karena mayoritas perdagangan internasional menggunakan mata uang ini," kata Ibrahim. 

Ke depan jika pandemi masih belum bisa teratasi, Ibrahim memproyeksikan rupiah cenderung bergerak melemah terhadap dolar AS. Apalagi jika di kuartal IV kegiatan infratruktur masih macet sehingga investasi asing di sektor ini yang biasanya menguatkan rupiah bisa tidak terjadi. 

Baca Juga: IHSG menguat 0,85% dalam sepekan, ini sentimen pendorongnya

Ibrahim memproyeksikan pergerakan rupiah terhadap dolar AS cenderung masih stabil. Bila kondisi memburuk dari yang diperkirakan, Ibrahim memproyeksikan rupiah bisa melemah ke Rp 16.000 per dolar AS di tahun ini.  

Sementara, Sutopo memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 15.000 per dolar AS untuk di kuartal III-2020. Sedangkan, di kuartal IV-2020, Sutopo memproyeksikan rentang rupiah tidak akan berubah banyak jika suhu politik AS jelang pemilu tidak terlalu panas. 

Namun, jika pemilu memanas, maka dolar AS berpotensi melemah sesaat karena. Di tengah ketidakpastian tersebut investor akan beralih ke aset safe haven kain seperti emas, yen dan swiss franc. 

Sementara, selesai pemilu biasanya dollar AS akan kembali menguat siapapun pemenangnya. Hanya saja, bila Joe Bidden dari Partai Demokrat yang menang penguatan dolar AS akan lebih tinggi dibandingkan jika partai Republik diwakilkan Donald Trump yang menang.

Sutopo memproyeksikan suku bunga BI yang konstan di 4% belum akan berubah dalam waktu dekat. Menurutnya, semua bank sentral saat ini masih wait and see dengan perkembangan dan harapan pengadaan vaksin. 

"Hingga akhir tahun pergerakan rupiah terhadap dollar AS masih konsolidasi, mengingat aktivitas produksi yang belum bisa pulih secara optimal," pungkas Sutopo. 

Selanjutnya: Dolar AS tertekan, kurs rupiah mumpuni di pekan ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×