Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi melanjutkan tren positif pekan ini pada perdagangan pekan depan. Seperti diketahui, hari ini rupiah ditutp menguat 0,66% ke level Rp 14.735 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ini pun membuat rupiah terapresiasi 1,04% dalam sepekan terakhir.
Setali tiga uang, kinerja mumpuni rupiah juga terjadi di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini berhasil menguat 0,74% ke Rp 14.768 per dolar AS. Sementara jika dihitung dalam sepekan, rupiah telah menguat 1,41%.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan rupiah minggu ini, baik dari eksternal maupun internal.
Baca Juga: Dolar AS tertekan, kurs rupiah mumpuni di pekan ini
Dari eksternal datang setelah beberapa bank sentral dunia menggelar pertemuan dan membeberkan kebijakan moneternya. Seperti Federal Reserve, Bank of Japan dan Bank od England yang menyuarakan nada dovish.
“Sikap The Fed yang tetap akan mempertahankan suku bunga rendah hingga tahun 2023, telah memukul sentimen dollar AS, membawa keuntungan bagi rupiah. Dolar AS juga tertekan karena pamornya sebagai safe haven memudar di tengah perkembangan positif vaksin virus corona yang kemungkinan diproduksi akhir tahun ini,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (18/9).
Sementara dari internal, ada sentimen dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang tetap mempertahankan suku bunga di 4%, serta data neraca perdagangan yang mengalami surplus US$ 2,33 miliar. Kedua sentimen ini menjadi amunisi tersendiri bagi penguatan rupiah.
“Rupiah kemungkinan masih akan diuntungkan oleh prospek bearish dolar AS dan perkembangan mengenai vaksin. Sedangkan dari sisi teknikal, kami melihat adanya konfirmasi bearish bagi USD/IDR setelah harga menembus suport Rp 14.790 per dolar AS,” tambah Alwi.
Dia pun memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.600 - Rp 14.800 per dolar AS pada seminggu ke depan.
Selanjutnya: IHSG menguat 0,85% dalam sepekan, ini sentimen pendorongnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News