kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Menambang Sendirian, Untung Besar: Tren Solo Mining Bitcoin Bangkit Lagi


Sabtu, 02 Agustus 2025 / 19:25 WIB
Menambang Sendirian, Untung Besar: Tren Solo Mining Bitcoin Bangkit Lagi
ILUSTRASI. Representations of cryptocurrency bitcoin are seen in this illustration picture created in Paris, France, March 9, 2024. REUTERS/Benoit Tessier/Illustration


Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Di tengah lonjakan hashrate jaringan Bitcoin yang nyaris menyentuh rekor tertinggi, sejumlah penambang solo justru mencetak kemenangan besar, berhasil mengamankan reward satu blok Bitcoin secara penuh.

Menurut data Blockchain.com, hashrate jaringan Bitcoin saat ini berada di kisaran 902 exahash per detik (EH/s), hanya sedikit di bawah rekor sepanjang masa.

Angka ini mencerminkan ketatnya persaingan serta meningkatnya tingkat kesulitan penambangan, yang membuat peluang penambang individu untuk memenangkan satu blok terbilang sangat kecil.

Baca Juga: Pemerintahan Trump Tegaskan Komitmen Bentuk Cadangan Strategis Bitcoin AS

Melansir laman Cointelegraph.com pada Jumat (2/8/2025), namun, pekan lalu seorang penambang solo membuktikan bahwa peluang itu masih terbuka.

Melalui pool Solo CK, ia berhasil menambang blok 907.283 dan mengantongi hadiah penuh sebesar 3,125 BTC atau senilai lebih dari US$372.000 saat itu ditambah biaya transaksi sekitar US$3.436.

Kemenangan ini bukanlah kasus tunggal. Pada awal Juli, penambang lain dengan kekuatan hanya 2,3 petahash (PH/s) juga berhasil memperoleh reward satu blok. Kejadian serupa tercatat pada bulan Juni, Maret, dan Februari tahun ini.

“Kami melihat para penambang solo mulai menang bukan semata karena keberuntungan, melainkan karena mereka menggunakan perangkat keras yang efisien dan bertenaga,” ujar Samuel Li, Chief Technology Officer ASICKey, kepada Cointelegraph.

Ia menambahkan bahwa perangkat penambangan modern kini mampu menghasilkan hashrate tinggi dengan konsumsi daya yang relatif rendah.

Baca Juga: Reli Bitcoin Cs Diwarnai Profit Taking, Investor Tunggu Kejelasan Suku Bunga The Fed

Efisiensi Jadi Kunci

Bagi penambang solo, efisiensi adalah segalanya. “Ambil contoh KEYMINER A1 kami—dayanya hanya 650 watt tetapi mampu menghasilkan 1.100 terahash per detik (TH/s), dengan potensi keuntungan hingga US$1.200 per bulan,” kata Li.

Untuk altcoin seperti Dash, keuntungan bulanan bahkan bisa mencapai US$3.800.

Perangkat KEYMINER A1 merupakan bagian dari lini produk ASICKey yang diluncurkan pada November tahun lalu, bersama dengan model KEYMINER X dan KEYMINER PRO.

Menurut perusahaan, KEYMINER X mampu menghasilkan 2.300 TH/s dengan daya 1.300 watt, sementara model PRO dapat mencapai 5.800 TH/s dengan konsumsi 2.800 watt.

Berdasarkan kondisi pasar saat ini, ASICKey memperkirakan penghasilan bulanan hingga US$6.300 untuk model PRO.

Meski begitu, Li mengakui bahwa secara statistik, peluang penambang solo masih sangat kecil.

“Solo mining pada dasarnya tetap seperti lotre, kecuali jika Anda mengendalikan puluhan PH/s, itu pun baru punya peluang realistis untuk menang dalam jangka waktu yang masuk akal,” jelasnya.

Dengan hashrate jaringan saat ini, seorang penambang dengan satu petahash (setara 1.000 TH/s) hanya memiliki peluang sekitar 1 banding 650.000 untuk memecahkan satu blok setiap 10 menit.

Baca Juga: Bitcoin Diprediksi Tembus US$160.000 pada Kuartal IV, Mengikuti Pola Kenaikan Emas

Mengapa Penambang Kembali Solo?

Li menyebut adanya "sedikit kebangkitan" minat terhadap penambangan solo, meski dengan motivasi berbeda.

“Beberapa penambang melakukannya bukan untuk pendapatan stabil, tapi demi peluang mendapat hadiah besar 6,25 BTC plus biaya transaksi yang bisa mengubah hidup jika berhasil,” ungkapnya.

Selain alasan ekonomi, sebagian penambang juga terdorong oleh idealisme, yakni menjaga desentralisasi jaringan dan menghindari ketergantungan pada pool penambangan besar.

Menurut data dari Hashrate Index, pool Foundry USA yang berbasis di Amerika Serikat saat ini menguasai 29,3% total hashrate Bitcoin. Disusul AntPool (16,2%), ViaBTC (12,0%), dan F2Pool (11,6%).

Jika satu atau beberapa pool menguasai lebih dari 50% hashrate, mereka berpotensi melancarkan serangan 51%, yang memungkinkan terjadinya pengeluaran ganda (double spending).

Baca Juga: Untung Besar! Penambang Bitcoin Mandiri Ini Berhasil Tambang Blok Senilai Rp 6 Miliar

Meski sangat jarang dan mahal, serangan semacam itu bisa merusak kepercayaan terhadap jaringan Bitcoin.

“Pada akhirnya, semakin banyak penambang solo terutama yang menggunakan energi bersih dan perangkat efisien dapat berkontribusi terhadap jaringan Bitcoin yang lebih sehat dan terdesentralisasi. Itu sejalan dengan visi awal Bitcoin sebagai sistem terbuka tanpa izin,” pungkas Li.

Selanjutnya: Kementerian Pariwisata Mendorong Inovasi SDM Perhotelan Berbasis Kecerdasan Buatan

Menarik Dibaca: Daftar 7 Film Romantis Korea Paling Bikin Baper, Tonton Bareng Pasangan Yuk!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×