Reporter: Issa Almawadi |
JAKARTA. PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) menyadari harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah semakin mahal. Untuk itu, manajemen INVS terus menggodok rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split).
"Kami terus proses rencana itu. Kami usahakan bisa terealisasi," kata Sekretaris Perusahaan INVS, Benita Sofia kepada KONTAN, Selasa (29/1).
Menurut Benita, pihaknya masih intens melakukan komunikasi dengan otoritas bursa terkait rencana tersebut. "Ya mudah-mudahan tidak ada kendala dan bisa disetujui bursa," tambah Benita.
Menanggapi hal ini, Analis Trust Securities Reza Priyambada menilai, rencana stock split INVS sangat bagus akan semakin mengaktifkan perdagangan sahamnya. "Apalagi melihat kinerja INVS yang cukup baik," tutur Reza.
Sementara, persoalan belum disetujuinya oleh otoritas bursa, Reza menilai, kemungkinan adanya informasi yang belum lengkap diterima. Jadi, kata Reza, manajemen INVS sebaiknya buka-bukaan dengan BEI, dan bicarakan semua hal yang perlu dipenuhi untuk merealisasikan stock split tersebut.
"Apa ada informasi yang belum jelas, tanyakan itu kepada BEI. BEI pun harus berikan penjelasan kepada INVS," tambah dia.
Walaupun belum menyebut rasio pemecahan nilai nominal saham, namun sumber Kontan sempat menyebutkan, perusahaan yang mulai rajin mengakuisisi tambang batubara itu akan menggunakan ratio stock split 1:10.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham INVS ditutup stagnan di level Rp 7.200 per saham. Namun saham INVS ini terus beranjak naik jika dibandingkan awal bulan di tahun lalu.
Pada Januari 2012, saham INVS hanya berada di level Rp 5.650 per saham. Sementara, di akhir penutupan perdagangan tahun lalu, saham INVS sudah berada di level Rp 7.100 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News